JAKARTA – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan bahwa negara tidak akan mengalami kerugian bila proyek kereta otonom atau Autonomous Rail Transit (ART) di Ibu Kota Nusantara (IKN) dihentikan.
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub, Budi Rahardjo, mengatakan bahwa pihaknya tidak mempermasalahkan jika hasil evaluasi dari Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) menilai bahwa uji coba kereta otonom tersebut belum memenuhi standar.
“Jika kemudian ART (Autonomous Rail Transit) dipandang belum memenuhi standar evaluasi dari OIKN, tidak ada masalah, karena negara juga tidak dirugikan,” kata Budi dalam keterangan di Jakarta, Rabu.
Budi menyampaikan bahwa negara tidak akan dirugikan dari hasil uji coba kereta otonom di IKN, karena pembiayaan uji coba ditanggung oleh vendor ART.
“Menurut hemat kami, kita semua sepakat bahwa untuk IKN, kita mencari yang terbaik,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa konsep transportasi di Ibu Kota Nusantara adalah ramah lingkungan dan futuristik. Oleh karena itu, Autonomous Rail Transit (ART) menjadi salah satu alternatif yang dapat diujicobakan di IKN karena mengusung konsep transportasi ramah lingkungan, berkelanjutan, dan berteknologi tinggi.
ART dioperasikan menggunakan baterai, sehingga dapat meminimalkan emisi gas rumah kaca dan penggunaan energi fosil.
Kementerian Perhubungan memfasilitasi ART untuk diuji coba sebagai alternatif moda transportasi di IKN. Terkait uji coba ini, yang melakukan Memorandum of Understanding (MoU) adalah Otoritas IKN dengan vendor, yaitu Norinco, bersama partisipasi dari CRRC Qindao Sifang.
“Oleh karena itu, pihak yang melakukan evaluasi apakah ART ini layak dan cocok dengan kebutuhan IKN adalah Otoritas IKN,” terangnya.
Setelah uji coba berjalan selama kurang lebih dua bulan, Otorita IKN (OIKN) telah melakukan evaluasi. Berdasarkan penilaian dan evaluasi OIKN, ditemukan bahwa kereta tanpa rel, khususnya sistem autonomous, belum dapat berfungsi dengan baik di IKN.
Sebelumnya, kereta tanpa rel otonom di Ibu Kota Nusantara (IKN) atau Autonomous Rail Transit (ART) dikabarkan akan dikembalikan ke China. Kereta tersebut merupakan hasil kerja sama antara Otorita IKN dan Norinco, dengan partisipasi dari CRRC, produsen sarana perkeretaapian terkemuka asal China.
Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN, Mohammed Ali Berawi, menjelaskan bahwa hasil penilaian dan evaluasi menunjukkan bahwa kereta tanpa rel tersebut belum dapat berfungsi dengan baik.
Ali mengungkapkan bahwa, sesuai dengan diskusi antara OIKN dan lintas kementerian serta lembaga dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 2 Tahun 2024 tentang Dukungan Percepatan Penyelenggaraan Uji Coba dan Unjuk Kerja (Proof of Concept) Trem Otonom di Ibu Kota Nusantara, OIKN bertanggung jawab atas pelaksanaan dan penilaian kereta tanpa rel di IKN.
Melihat bahwa kereta tersebut belum beroperasi dengan baik, pihaknya akan meminta Norinco untuk mengembalikan kereta itu ke China.
“Jika tidak, maka sesuai dengan perjanjian MoU untuk PoC, kita akan meminta pihak Norinco untuk mengembalikan trainset di IKN ke China,” kata Ali. (ant/MK)
Editor: Agus S