SANGATTA – Dalam mengembangkan perekonomian pariwisata, permodalan menjadi aspek penting untuk memulai usaha. Atas dasar itu, Dinas Parawisata (Dispar) Kutim menggelar Pelatihan Dasar Permodalan Wirausaha Ekonomi Kreatif. Pelatihan dikhususkan untuk masyarakat di sekitar kawasan hutan di Kecamatan Sangatta Utara, Sangatta Selatan, Bengalon dan Karangan. Kegiatan dibuka Asisten Administrasi Umum Seskab Kutim Jamiatulkhair Daik mewakili Bupati Kutim di Pelangi Room, Hotel Royal Victoria, beberapa waktu lalu.
Jamiatulkhair Daik menjelaskan, ekonomi kreatif adalah salah satu sektor ekonomi yang paling terdampak pandemi Covid-19. Namun sektor tersebut dinilai memiliki peluang besar untuk bangkit kembali memperkuat stabilitas perekonomian masyarakat.
“Ekonomi kreatif umumnya banyak berhubungan dengan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Sehingga kegiatan ini dapat menjadi salah satu simbol kebangkitan ekonomi kreatif di Kutim,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menambahkan, pengembangan kompetensi sumber daya manusia harus diimbangi dengan semangat dan kemauan maju yang kuat. Tidak berhenti belajar dan senantiasa meningkatkan literasi untuk mengembangkan kapasitas diri. Sehingga nantinya mampu bersaing di dunia bisnis. Apalagi ke depan akan memasuki era transformasi digital. Agar tidak kalah bersaing di era globalisasi, saat ini tetap saling mendukung dan berkompetisi yang sehat dalam memulai dan mengembangkan usaha.
“Saya harap setelah pelatihan ini, para peserta bisa membawa ide-ide segar, pemikiran kreatif dan inovatif. Serta menjadi pelopor dan pemimpin masa depan yang lebih baik dalam menyongsong era tatanan kehidupan baru. Sehingga dapat bersama-sama menata Kutim sejahtera untuk semua,” harapnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kutim Nurullah melaporkan, peserta pelatihan terdiri dari pelaku usaha pariwisata. Khususnya pelaku UMKM di Sangatta, Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI), travel agent, kelompok sadar wisata, para pengelola destinasi wisata, penggiat pariwisata serta dari dinas pariwisata.
“Dari Kecamatan Karangan ada 50 peserta, Sangatta Selatan 50 peserta, Bengalon 50 peserta dan 25 peserta dari Sangatta Utara,” jelasnya.
Ia menambahkan, dalam membangun pariwisata tidak bisa berjalan sendiri. Perlu adanya sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak. Seperti pemerintah desa, pelaku usaha pariwisata, mitra pariwisata, akademisi serta pihak swasta. Agar perkembangan pariwisata, khususnya di Kabupaten Kutim dapat berjalan dengan baik dan memiliki tujuan bersama dalam mengembangkan perekonomian kepariwisataan lebih maju dan makin baik. Sehingga mampu bersaing dengan daerah lain.
Sekadar diketahui, narasumber pelatihan adalah Erwiantono dan Heru Susilo dari Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda. (adv)