spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Kembali Langka, Disperindag Kukar-Kaltim Kumpulkan 30 Distributor Minyak Goreng

TENGGARONG – Kelangkaan minyak goreng kembali terjadi di Tenggarong, Kutai Kartanegara (Kukar). Walau terkadang ada di toko ritel modern, jumlahnya sangat terbatas. Apalagi di pasar tradisional seperti Pasar Tangga Arung dimana minyak goreng benar-benar menjadi barang yang sulit ditemukan.

Kondisi ini rupanya sudah sampai ke telinga Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kukar. Bahkan mereka mengklaim sudah berkomunikasi dengan 30 distributor minyak goreng yang ada di Kaltim, untuk segera memberikan pasokan minyak goreng. Tak hanya para distributor, Disperindag juga sudah berkoordinasi dengan Disperindagkop UMKM Kalimantan Timur (Kaltim) pada pekan lalu.

“Mereka (distributor) komitmen untuk menyalurkan minyak goreng dalam waktu satu atau dua pekan kedepan. Sejak pekan lalu untuk menjual dan menyalurkan langsung ke toko-toko besar,” ungkap Kabid Perdagangan Disperindag Kukar, Sayid Fathulah pada mediakaltim.com, Selasa (8/3/2022).

Terkait harga, distributor diminta untuk menjual dengan harga Rp 12.500 hingga Rp 13.000, sehingga dapat kembali dijual oleh toko modern atau pedagang tradisional dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 14 ribu.

BACA JUGA :  Tak Puas Merampok, Kawanan Ini Perkosa Korbannya, Satu Pelaku Ditembak Kakinya

Terkait penyebab kelangkaan, Sayid menyebut karena masyarakat mengalami panic buying. Secara psikologis, masyarakat merasa khawatir tidak mendapatkan atau kebagian minyak goreng. Sehingga mereka memilih membeli minyak goreng dalam jumlah besar, diluar kebiasaan normal. Akibatnya, terjadi lonjakan kebutuhan minyak goreng di pasaran.

“Sehingga minyak goreng habis diserap ketika barang datang, habis langsung di pasaran,” lanjutnya.

Terkait potensi adanya oknum yang melakukan penimbunan, Sayud menyebut berbagai antisipasi sudah dilakukan Disperindag Kukar. Diantaranya berkoordinasi dan saling berbagi data dengan tim Satgas Pangan di Polres Kukar, juga mengimbau masyarakat melalui kecamatan, kelurahan hingga RT.

Secara hukum, lanjut dia, aturan soal penimbunan sudah jelas, bahkan sudah ada kasus aparat terkait dan pihak berwajib menggerebek gudang yang diduga dijadikan tempat penimbunan minyak goreng.

Namun, yang lebih dikhawatirkan oleh Sayid, terjadinya penimbunan skala kecil di tingkat rumah tangga. Dimana masyarakat tetap membeli minyak goreng, meski sudah memiliki stok yang cukup. Ini terjadi karena masyarakat takut akan terjadi kelangkaan, padahal justru tindakan inilah yang memicu terjadinya kelangkaan.

BACA JUGA :  Kebakaran Lahan Kelapa Sawit Kembali Terjadi di Muara Kaman

“Survei ke ibu-ibu, dan mengakui jika membeli lagi meski ada stok di rumah. Itu yang sebenarnya nyata penimbunan, yang tidak terlihat secara kasat mata. Rata-rata ibu rumah tangga mengakuinya,” ungkap Sayid.

Soal langkanya minyak goreng di Tenggarong, dibenarkan seorang pedagang gorengan bernama Abdul Rahman.

Dikatakan, sepekan terakhir dia kesulitan mendapatkan minyak goreng. Padahal minyak goreng menjadi bahan penting agar dia bisa terus melanjutkan usaha kecilnya.

Semua merek minyak goreng, menurut Rahman, sulit didapatkan di pasaran. Baik minyak curah ataupun minyak kemasan. Imbasnya, dalam dua pekan terakhir, ia harus menutup usahanya. “Sekarang mencari minyak goreng sangat susah,” keluhnya.

Untuk kebutuhan selama sepekan saja, Rahman mengaku harus menyiapkan 24 liter. Sudah bisa dihitung berapa modal yang harus dikeluarkannya untuk berjualan. Salah satu cara mengakalinya, yakni dengan cara menaikkan harga gorengan yang dia jual.

“Harga mahal ya tetap terpaksa membeli agar usaha tetap berjalan,” pungkas Rahman. (afi)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti