spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Kemah Budaya Kuta Rekan Tatau, Kegiatan Swadaya yang Diapresiasi Pemerintah PPU

PENAJAM– Perkumpulan mudahmudo di Penajam Paser Utara (PPU) sukses menggelar Kemah Budaya Kuta Rekan Tatau. Kegiatan yang diadakan secara swadaya ini bahkan mendapat apresiasi tinggi dari pemerintah setempat.

Kegiatan ini pertama kali berlangsung di Benuo Taka, hasil kolaborasi Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) PPU, Masyarakat Sadar Wisata (Masata) PPU Dewan Kesenian Daerah (DKD) PPU dan  Lembaga Adat Paser (LAP). Kemudian ada Ikatan Pelajar NU (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri NU (IPPNU), Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) STAI Balikpapan, FKMK PPU Samarinda dan Balikpapan, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) PPU, Himpunan Mahasiswa Islami (HMI) PPU serta Ambalan SMKN 4 PPU dan OSIS SMAN 1 PPU.

Kegiatan ini diadakan sebagai ruang ekspresi bagi generasi muda menuangkan kreativitasnya di bidang kebudayaan. Sekaligus sebagai perwujudan kegelisahan generasi muda atas hadirnya Ibu Kota Nusantara (IKN) yang dekat dengan mereka.

Sebanyak ratusan peserta dari berbagai komunitas, juga para pecinta dan pegiat budaya mengikuti kemah budaya yang dilaksanakan di Rumah Adat Kuta Rekan Tatau di Kilometer 9, Nipah-Nipah ini. Dengan tema “berkumpul, belajar dan bergembira” pada 22-24 Juli 2022.

BACA JUGA :  Partai Demokrat PPU Target Ulang Kemenangan Pemilu 2019

Ketua Panitia Pelaksana, Anisa Ramadhan mengatakan, kemah budaya ini digelar dengan melibatkan generasi millenial. Tujuannya untuk meningkatkan kepedulian generasi muda terhadap kelestarian budaya beserta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

“Pesertanya dari berbagai komunitas dan organisasi yang ada di PPU. Juga para pelajar SMA, kami mendapatkan rekomendasi dari Disdikbud (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan) Kaltim,” ujar Ica, sapaannya.

Kegiatan ini terselenggara murni dari pemikiran para aktivis muda dari berbagai kalangan organisasi. Mereka yang kerap berkumpul di berbagai ruang diskusi. Salah satu tema yang rutin digelar belakangan ialah diskusi publik terkait arah dan harapan masyarakat PPU ke depan untuk menuju IKN.

“Dalam satu diskusi itu, menyebutkan bahwa saat ini masyarakat resah tentang kebudayaan di PPU. Takutnya dengan keberadaan IKN, nanti kebudayaan yang ada di PPU bakal tenggelam. Bakal hilang seperti, maaf, kebudayaan Betawi yang ada di Jakarta,” beber dia.

Ica menyebutkan kekhawatiran  pemindahan IKN, lebih ke pada pemahaman masyarakat terhadap budaya yang ada di PPU. Menurut mereka masyarakat dan anak muda harus mempersiapkan dengan matang. Bukan hanya soal pengetahuan soal kebudayaannya saja, namun juga matang dalam hal melestarikan kebudayaan itu. Agar budaya yang masih ada hari ini tidak luntur dan melekat menjadi identitas.

BACA JUGA :  Kepala Satlantas Polres PPU Kini Dijabat  AKP Ning Tyas Widyas

“Kebudayaan yang ada di PPU itu jika dilihat, masih belum begitu dikenal oleh masyarakatnya sendiri. Maka dari itu, lewat kegiatan ini kita ingin menanamkan kepedulian ke pemuda-pemuda dengan harapan ke depannya bisa lebih semerbak lagi kebudayaan kita,” terang Ica.

Makanya berbagai kegiatan di dalamnya selain berkemah diadakan. Seperti pentas seni tari dan musik, senam ronggeng juga permainan tradisional. Kemudian ada edukasi dan praktik membatik, seni ukir, seni musik serta pengenalan kebudayaan Paser lainnya. Di tempat acara, juga terdapat berbagai bazar UMKM lokal yang menjajakan berbagai produk kerajinan dan penganan khas PPU.

Terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Budpar) PPU Andi Israwati Latief mengapresiasi langkah anak-anak muda ini. Pasalnya, mereka dapat menyelenggarakan suatu kegiatan tanpa banyak melibatkan Pemkab PPU.

“Saya berterima kasih dengan anak muda PPU, mereka punya inisiatif. Saya mengapresiasi sekali, karena mereka bisa melaksanakan kegiatan ini tanpa anggaran pemerintah,” ucap dia.

Sejatinya agenda ini, menurut dia, merupakan agenda Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI. Kegiatan tersebut dibentuk sebagai ruang ekspresi bagi generasi muda menuangkan kreativitasnya di bidang kebudayaan.

BACA JUGA :  Dukung Penuh Hamdam Pongrewa Menuju Pilkada 2024, Ketua DPC Partai Demokrat PPU : Kawal Sampai Tuntas!

Ini menindaklanjuti amanah Kongres Kebudayaan Indonesia pada 2018 lalu. Sebagai wadah membuka ruang-ruang ekspresi, khususnya terkait kebudayaan yang ada di Nusantara.

“Karena ini memang program Kementerian. Seharusnya dari 2018 kita laksanakan kegiatan ini di PPU. Namun berhubung dengan anggarannya tidak ada, ya tidak bisa dilaksanakan. Makanya saya berterima kasih sekali pada anak-anak muda PPU ini,” ungkap Israwati.

Andi mengharapkan kegiatan ini  bisa dilaksanakan secara rutin. Baik itu diselenggarakan swadaya oleh masyarakat, maupun dengan keterlibatan pemerintah.

“Harapan saya ini bisa dilaksanakan setiap tahun. Sebab, dampak dari acara seperti ini dengan adanya IKN, kearifan lokal kita ini bisa bertahan. Budaya yang ada di PPU ini tetap ada dan selalu di depan,” pungkas dia. (sbk)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img