PASER – Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) Kabupaten Paser mencatat, hasil perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Paser mulai menunjukkan perkembangan positif yang mengalami peningkatan setiap panennya sejak Oktober 2024.
Kepala Disbunak Kabupaten Paser, Djoko Bawono menyatakan, saat keadaan normal, hasil perkebunan sawit hanya mencapai 2 – 3 ton per kavling dan saat ini mencapai 6 – 10 ton per kavling.
Hal itu diketahui setelah adanya kunjungan ke Koperasi Unit Desa dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di sejumlah desa beberapa waktu lalu. “Peningkatan ini merupakan hasil peremajaan sawit rakyat sejak 2018,” kata Djoko.
Peningkatan hasil panen tersebut juga dibarengi dengan harga Tandan Buah Segar (TBS) yang saat ini terbilang tinggi, yaitu Rp 2.880 per kilogram (km) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) sesuai yang ditetapkan Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
“Meningkatnya hasil panen kelapa sawit, kemungkinan disebabkan curah hujan yang cukup tinggi belakangan ini. Ditambah dengan harga pupuk yang relatif menurun, sehingga perawatan kebun sawit bisa maksimal dan hasil panen meningkat,” tambahnya.
Di samping itu hasil PSR yang dilakukan sejak tahun 2018 hingga 2020 sudah menggunakan sistem 8 x 8, dalam artian pokok sawit masing-masing berjarak 8 meter dari yang sebelumnya digunakan petani 9 x 10.
Jarak pohon yang dekat, dapat menghasilkan jumlah pohon dalam satu kavling bertambah. Berbeda halnya jika menggunakan 9 x 10, maka hanya ada 260 pokok dalam satu kavling.
“Kalau menggunakan jarak pohon 8 x 8, jumlah pohonnya bisa mencapai 300. Jadi, untuk capaian replanting atau PSR hingga awal November 2024 mencapai 7.879 hektare lebih,” sebutnya.
Meningkatnya hasil perkebunan tersebut dinilai dapat meningkatkan perekonomian masyarkat, utamanya bagi petani perkebunan sawit yang juga berpengaruh terhadap para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Bumi Daya Taka.
“Saya harap, masyarakat dapat menggunakan hasil panen perkebunan kelapa sawit mereka dengan bijak. Tidak melakukan euforia yang berlebihan, maupun panic buying,” imbuh Djoko.
Pewarta: TB Sihombing
Editor : Nicha R