spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Kekerasan Anak Meningkat Selama Pandemi, Peran Keluarga Harus Jadi Penguat

Selama pandemi Covid-19, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DPPKB) Bontang mencatat, terjadi peningkatan kasus pengaduan dan penanganan permasalahan anak di Kota Taman. Jika 2019 lalu DPPKB bersama relawan tim pelayanan perlindungan perempuan dan anak menangani aduan sebanyak 40 kasus, di Tahun 2020  aduan melonjak drastis menjadi 92 kasus, atau peningkatannnya lebih dari 100%. Laporan didominasi kekerasan seksual pada anak.

Oleh: Bambang, Jurnalis Media Kaltim 

Data tersebut disampaikan Dewi Astria selaku Staf Bidang Perlindungan Anak DPPKB Bontang, saat menjadi narasumber Podcast “Meja Tamu” alias Media-Praja Tatap Muka yang hadir perdana, Rabu (4/8/2021). Program kerjasama antara mediakaltim.com bersama Radio Praja TV, serta didukung Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Bontang, mengangkat tema “Tumbuh Kreatif dan Cinta Bangsa di Era Pandemi”.

Diskusi dipandu wartawati Media Kaltim, Annisa Hashifah, dengan mengundang dua narasumber, Dewi Astria, serta Adi Badriansyah sebagai koordinator Humas Forum Anak Bontang. Podcast ditayangkan secara streaming melalui kanal YouTube Praja TV Bontang.

Menurut Dewi, banyak penyebab seorang anak menjadi korban kekerasan seksual. Di antaranya kurangnya pengawasan orang tua, tidak terkontrolnya interaksi pertemanan dengan teman khususnya yang ada di media sosial (medsos), hingga tidak mendapatkan kenyamanan saat berada di rumah. Sehingga si anak lebih memilih mencari kenyamanan di luar rumah.

Seringkali  jika sudah di luar rumah, akivitas anak menjurus pada hal-hal yang negatif, bahkan hingga melakukan hubungan yang belum sepantasnya dilakukan. Sehingga disinilah pentingnya peran keluarga sebagai penguat agar si anak tidak salah jalan. “Potensi kekerasan seksual juga bisa terjadi dari tetangga dekat, bahkan lingkungan keluarga sendiri. Semua berpotensi menjadi pelaku dan korban,” terang Dewi.

Ketika terjadi kasus kekerasan baik seksual maupun fisik, DPPKB dan relawan selalu dilibatkan dalam pendampingan dan penanganan anak. Baik itu laporan dari kepolisian, rumah sakit, ataupun puskesmas. Dalam mendampingi, DPPKB juga terkadang melibatkan psikolog, petugas kesehatan, hingga penggiat agama. Tergantung dari kebutuhan pendampingan. “Langkah pencegahan juga terus dilakukan guna menekan angka kekerasan pada anak,” ucapnya.

Pandemi Covid-19, sambung Dewi, berdampak pada banyak hal, tak terkecuali pada tumbuh kembang anak. Sebelum pandemi kata dia, anak bisa melakukan banyak hal. Namun sejak Corona menyerang, ruang gerak dan aktivitas anak menjadi sangat sempit. Mereka dipaksa untuk belajar secara daring. Alhasil, rasa bosan kerap melanda. Mereka hanya bisa di rumah, tak bisa bertemu guru dan bersosialisasi dengan teman-temannya di sekolah “Alhasil terjadi penurunan kualitas pendidikan,” sebutnya.

Selain mengupas tentang pengaruh pandemi pada tumbuh kembang anak, Dewi juga membeberkan pengaruh pandemi terhadap jiwa nasionalisme anak. Dari pengamatannya,, menanamkan rasa nasionalisme harus dilakukan sejak dini pada anak. Namun karena pandemi, penanaman nilai-nilai itu menjadi kurang maksimal lantaran tidak ada aktivitas seperti upacara di sekolah. Sehingga perlunya pendampingan keluarga agar seimbang dengan literasi wawasan kebangsaan dan sejarah kepahlawanan, sehingga sikap nasionalisme anak tidak luntur. Selaku pelajar, Adi Badriansyah berpendapat belajar daring lebih banyak menimbulkan masalah.

Seperti susah mengatur waktu, tidak fokus, jenuh, sulitnya mencerna materi yang diajarkan guru, kurangnya pengetahuan, hingga minimnya pengalaman. Kendati demikian, hal itu bukan menjadi alasan untuk tidak berkarya dan berprestasi. Dengan terjunnya Adi ke Forum Anak Bontang, dia dan rekan-rekannya bisa turut terlibat aktif dalam mendukung berbagai program Pemkot Bontang. Termasuk terlibat dalam pembangunan Bontang melalui kegiatan Musyawaran perencanaan pembangunan (Musrenbang) baik di tingkat kelurahan, kota, hingga provinsi. “Teruslah membuat karya-karya dan selalu tanamkan pemikiran positif,” pesannnya. (*)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti