Catatan Rizal Effendi
TAHUN 2025 banyak hal baru di Rumah Sakit Umum Daerah dr Kanujoso Djatiwibowo (RSKD) Balikpapan. Terutama dari segi pelayanan. Ada dua fasilitas penting yang mulai beroperasi. Yaitu adanya pusat Pelayanan Jantung Terpadu (PJT) dan kedokteran nuklir.
Bila melintas di depan RSKD, kita dapat melihat ada proyek gedung berlantai 8 yang tengah diselesaikan. Itu gedung PJT yang terbilang canggih. Sengaja mengambil lokasi di depan. Karena pelayanan jantung harus cepat dan mudah dicari.
“Ya tahun depan insyaallah sudah bisa berfungsi,” kata Direktur RSKD dr Edy Iskandar pada peresmian atau launching aplikasi “Kanujoso Care” di Aula Sakura Lantai 2, Kamis (4/7) lalu.
Hadir pada acara itu di antaranya Kepala Dinas Kesehatan Kaltim Dr Jaya Mualimin, mantan Sekprov M Sa’bani, Kepala RS Jiwa Daerah Atma Husada Kaltim, dr Indah Puspitasari, Kepala RS Sayang Ibu Balikpapan drg Retno Sulistyo Sitoresmi serta pejabat dari BPJS dan Dinas Kominfo Kaltim.
Saya juga diundang. Bersama Sa’bani mewakili unsur masyarakat. RSKD adalah fasilitas kesehatan milik Pemprov Kaltim. Awang Faroek dan Isran, dua gubernur yang sangat peduli untuk menjadikan kedua rumah sakit itu sebagai rumah sakit rujukan terbaik.
Gedung PJT RSKD dibangun dari dana APBD Provinsi sebesar Rp357 miliar. Dilengkapi dengan berbagai fasilitas. Seperti ruang ICU dan ICCU, ruang perawat dan dokter, ruang operasi, ruang treadmill sampai ruang recovery.
Pada 29 September 2023 bertepatan dengan peringatan Hari Jantung Sedunia, Gubernur Isran Noor secara langsung meresmikan layanan bedah jantung terbuka di RSKD. Sementara dua bulan sebelumnya sudah dimulakan pembangunan gedung PJT.
Sejumlah pasien jantung di Balikpapan dan sekitarnya menyambut dengan penuh sukacita. Maklum selama ini mereka harus mengikuti antrean di RSUD Abdoel Wahab Sjahranie (RS AWS) Samarinda. Bayangkan, jumlah antreannya sampai 500-an pasien. Jadi kira-kira menunggunya sampai 6 bulanan.
Menurut Edy, RSKD ditunjuk untuk menjadi rujukan nasional untuk pelayanan jantung setelah RSUD AWS. “Jadi kita lengkapi fasilitas dan dokter spesialisnya agar mampu memberikan pelayanan paripurna,” jelasnya.
Edy juga mengungkapkan, bahwa RSKD juga mengembangkan pelayanan kedokteran nuklir. Mulai tahun depan sudah bisa memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Di Indonesia, baru ada 8 rumah sakit yang memberikan pelayanan semacam ini. Salah satunya adalah RS AWS di Samarinda. Didirikan tahun 2018. Malah RS AWS merupakan empat rumah sakit pertama yang mendirikan instalasi kedokteran nuklir di Tanah Air.
Fasilitas tersedia di antaranya kamera Gamma SPECT serta delapan kamar Ruang Isolasi Radio Aktif (RIRA). Selama ini fasilitas tersebut telah memberikan ribuan pelayanan diagnostik, mulai keluhan penyakit kanker payudara, tiroid (gondok), kanker nasofaring sampai kanker serviks.
Menurut Kepala Instalasi Kedokteran Nuklir RS AWS dr Habusari Hapkido, kedokteran nuklir merupakan suatu spesialisasi kedokteran yang menggunakan energi radiasi terbuka dari inti nuklir untuk menilai fungsi suatu organ, mendiagnosis, dan mengobati penyakit.
Akhir Maret tahun 2022 lalu, Gubernur Isran Noor meresmikan gedung pelayanan kanker terpadu yang dimiliki RSKD. Gedung berlantai 3 yang disebut Gedung Lavender itu, dibangun dengan dana APBD Kaltim sebesar Rp110 miliar.
Di situ ada fasilitas 2 mesin penghancur kanker Linac buatan Amerika Serikat bernilai Rp60 miliar, yang digunakan sebagai alat terapi radiasi eksternal, yang paling umum untuk pasien yang terkena kanker.
APLIKASI KANUJOSO CARE
Berkaitan di-launching-nya aplikasi Kanujoso Care, dr Edy Iskandar menjelaskan, bahwa aplikasi digital itu dihadirkan dalam upaya menyatukan aplikasi pelayanan yang ada di RSKD. “Biar masyarakat atau pasien dan keluarganya lebih mudah berkomunikasi dengan RSKD,” jelasnya.
Aplikasi ini adalah proyek perubahan yang dihadirkan dr Linda Widiasari, kepala Penunjang Medik sekaligus spesialis saraf yang tengah mengikuti Diklatpim. “Saya mengapresiasi inovasinya sangat baik, sehingga langsung kita terapkan,” kata dr Edy.
Saya dan sejumlah undangan juga memberikan dukungan kepada dr Linda, kalau proyek perubahannya memang membawa manfaat untuk kemajuan pelayanan di RSKD.
Menurut dr Linda, fitur-fitur yang tersedia di aplikasi Kanujoso Care di antaranya berkaitan dengan pendaftaran pelayanan pasien, informasi daftar antrean, informasi tentang dokter dan jam praktiknya serta profilnya, ketersediaan tempat tidur sampai soal layanan pelaporan atau komplain.
“Jadi kalau lagi antrean dokter di poliklinik, tidak perlu menunggu di tempat pelayanan berlama-lama. Bisa dimonitor di HP saja, kapan waktunya dipanggil untuk mendapatkan pelayanan,” kata dr Edy.
Ketika didaulat meresmikan aplikasi tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kaltim Dr Jaya Mualimin berharap Kanujoso Care benar-benar memudahkan akses masyarakat dalam mendapat pelayanan kesehatan yang cepat dan tepat. ”Inovasi ini sangat baik karena membantu masyarakat tidak lagi antre dan bisa berkonsultasi dengan dokter via daring,” ujarnya.
Sejumlah undangan yang hadir memberikan testimoni dan masukan berkaitan dengan aplikasi Kanujoso Care. Misalnya dari Kominfo meminta agar tak banyak disisipi iklan, sehingga informasi yang disampaikan tidak terganggu oleh muatan iklan.
Ada juga yang mengingatkan RSKD agar informasi di Kanujoso Care benar-benar akurat dan selalu di-update. Misalnya soal tempat tidur rawat inap yang tersedia. “Nanti di aplikasi sepertinya ada, tetapi faktanya tidak begitu,” kata Zainal, warga masyarakat yang hadir.
Humas RSKD Dian Sugianti mengatakan, pihaknya memang menyediakan fitur komplain atau mereka yang merasa dirugikan dari pelayanan RSKD. “Kami berjanji, RSKD memberikan perhatian serius jika ada pasien atau keluarga pasien memberikan laporan tentang berbagai hal menyangkut pelayanan rumah sakit. Tekad kita selalu ingin yang terbaik untuk pasien,” tandasnya. (*)