TANJUNG REDEB – Kebutuhan pangan di Berau masih bergantung pada impor dari luar daerah. Kondisi tersebut sangat disayangkan karena kabupaten dengan julukan Bumi Batiwakkal ini memiliki sektor pertanian yang harus dikembangkan.
Anggota Komisi II DPRD Berau, Nurung mengaku selama ini produk hasil pertanian masih banyak didatangkan dari luar daerah, seperti beras, sayur dan buah-buahan dari Pulau Jawa maupun Sulawesi.
“Bagaimana cara menekannya, yaitu meningkatkan sektor pertanian kita. Makanya perlu evaluasi, apa saja kendala selama ini dan itu harus dituntaskan,” katanya.
Selama ini, kata dia, para petani kerap mengeluhkan masalah pupuk, alsintan dan sebagainya. Bahkan, bantuan yang kurang diperhatikan menyebabkan banyak petani meninggalkan sektor pertanian dan memilih sektor lain, terutama pertambangan dan perkebunan sawit.
“Kalau masyarakat tidak dibantu, jelas mereka bisa alih fungsikan lahannya. Ini tentu harus diperhatikan secara serius dan OPD terkait harus cepat tanggap dalam menyikapi masalah ini,” terangnya.
Diakuinya, lahan persawahan di Berau cukup luas dan kualitas padi yang dihasilkan tidak kalah dibanding beras dari luar daerah.
Menurutnya, sangat disayangkan potensi ini dibiarkan begitu saja dan lahan pertanian, seperti sawah beralih fungsi menjadi perkebunan sawit atau konsesi pertambangan batu bara.
“Nah ini yang perlu diperhatikan. Saya minta instansi terkait dapat segera turun tangan menanggapi ini karena sektor pertanian ini juga merupakan salah satu mata pencaharian masyarakat,” tutupnya. (adv/dez)