TANJUNG SELOR – Dalam beberapa tahun masa kepemimpinan Bupati Bulungan Syarwani, S.Pd,.M,Si dan Ingkong Ala, S.E,.M.Si banyak capaian pembangunan ruang publik yang dapat dirasakan langsung dampakya oleh masyarakat. Selain Tempat Berkumpul, Kabupaten Layak Anak (TEBU KAYAN), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulungan juga tengah gencar melakukan revitalisasi besar besaran kawasan Kebun Raya Bunda Hayati.
Dalam kegiatan dialog khusus dengan Tarakan televisi di kawasan Kebun Raya Bunda Hayati pada Kamis (2/11/2023) Bupati memaparkan, bagaimana arah pembangunan kawasan kebun raya tersebut.
“Kebun raya akan menjadi apa kedepan tentu menjadi komitmen Pemda sejak beberapa tahun terakhir,”ungkapnya.
Bupati menambahkan, berangkat dari komitmen untuk banyak menyediakan ruang publik dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) bagi masyarakat Bulungan. Kebun raya ini nantinya selain menjadi tempat rekreasi masyarakat, juga menjadi tempat edukasi, termasuk pelestarian berbagai jenis hortikultura endemik Bulungan. Termasuk ruang bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM),”terangnya.
Dalam masterplanya Pemkab Bulungan dibantu oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sehingga pada 12 Oktober 2023 lalu dilakukan lounching logo kebun raya. Pembuatan logo sendiri dilakukan dengan cara sayembara secara online yang diikuti oleh peserta seluruh Indonesia sehingga banyak inspirasi.
Dari hasil sayembara dipilihlah logo yang merepresentasikan Bulungan dengan hortikulturanya, adalah logo yang dibuat peserta dari Kalimantan Selatan (Kalsel). Secara garis besar filosofi logo kebun raya, yang pertama buah lapiu yang merupakan buah endemik yang juga ada di Bulungan.
Buah yang berbentuk hati, kata bupati, kita membangun dengan setulus hati mempersembahkan bagi kepentingan seluruh masyarakat. Logo yang terdapat kepala burung enggang adalah ciri khas Kalimantan secara umum termasuk Kabupaten Bulungan. Tiga pucuk daun di atasnya merepresentasikan sungai kayan, dan pucuk juga melambangkan kita ingin tumbuh dan besar dan pucuk juga melambangkan proses regenerasi.
Menurutnya, saat ini masih berjalan proses pembangunann bronjong untuk pembangunan dua embung dalam kawasan kebun raya yang memiliki luas antara 1,2 dan juga 1,3 hektar masing-masing embungnya.
“Harapanya kawasanya ini dapat kita integrasikan bukan hanya untuk berbagai tanaman endemik dan buah, tapi juga edukasi sektor perikanan budidaya,”terangnya.
Bupati menambahkan, kebun raya ini adalah ruang publik, dari segi ekologi dan lingkungan selain didalamnya terdapat tanaman hutan dan buah-buahan disisi lain juga akan dibuat ruang sosial kemasyarakatan. Sehingga nantinya disekitar embung akan dibuat jalur jogging track, termasuk komitmen melestarikan budaya.
“Sesuai masterplant yang dibuat BRIN nantinya didalam kawasaan ini ada Amphitheatre termasuk akan dibangun rumah tiga suku asli Bulungan, yaitu Bulungan, Tidung dan Dayak. Yang menjadi simbol kekutan bersama dengan suku-suku yang lain bersatu membangun Kabupaten Bulungan ini,”terangnya.
Nantinya diseputaran rumah adat tiga suku ini ada semacam lapangan terbuka, yang bisa digunakan untuk kepentingan lain, baik kegiatan upacara, olahraga, maupun kegiatan perkawinan outdor dengan background rumah adat tiga suku ini.
Pembangunan kawasan kebun raya ini juga terintegrasi dengan posisi tugu Lamlaysuri, yang sedang dilakukan redisain dipercantik, nantinya memiliki ketinggian 20 sampai 25 meter. Bisa menjadi anjungan swafoto yang anjunganya dari dalam kebun raya. Sehingga ruang ini bisa dimanfaatkan untuk publi dan sekaligus mengenalkan keaneka ragaman yang ada di Kabupaten Bulungan.
“Selain keanekan ragaman tanaman juga keragaman budaya yang ada di Bulungan bisa terepresentasi di kebun raya ini,”urainya.
Pentingnya Raung Terbuka Hijau (RTH), tentu kawasan kebun raya ini sangat luas sekali tidak kurang dari 86 hektar. Dalam proses pembangunanya pun dilaksanakan secara bertahap, dan sembari berjalan sudah banyak ruang yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.
“Kepentingan pembangunan RTH itu bukan untuk pemerintah, adalah kepentingan publik,”tegas bupati.
Dengan seiring pertumbuhan penduduk dan kepadatan pemukiman sehingga sangat perlu dibuat banyak RTH untuk masyarakat. Karena hal tersebut berkaitan erat dengan kenyamanan dan kesehatan masyarakat.
“Mudahan dengan adanya banyak RTH yang kita buat mengakomodir kepentingan masyarakat, terutama dari segi kenyamanan,”tegasnya.
Termasuk taman sepanjang bantara Sungai Kayan, yang memang setiap hari minggu digelar kegiatan TEBU KAYAN adalah bentuk komitmen Pemkab Bulungan menyedia banyak ruang bagi masyarakat.
“Sehingga tempat berkumpul masyarakat ini bisa direpresentasikan baik untuk kegiatan olahraga juga memberi dampak ekonomi bagi UMKM,”pungkasnya. (***)