PASER – Banjir yang merendam sejumlah Kecamatan di Kabupaten Paser akibat curah hujan yang tinggi disikapi sejumlah pihak. Salah satunya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Paser.
Kepala Disdikbud Kabupaten Paser, M. Yunus Syam, mengaku ikut prihatin atas peristiwa yang kini masih terjadi di Kecamatan Long Kali, Muara Komam. Ia memberi kebijakan sekolah terdampak agar diliburkan.
Hal ini dilakukan sebagai upaya menyikapi kondisi yang dinilai dapat membahayakan keselamatan guru dan siswa. Kebijakan ini diserahkan sepenuhnya kepada Kepala Sekolah (Kepsek) masing-masing.
“Kami sangat prihatin, untuk anak-anak kita. Kami sampaikan kepada Kepseknya jika membahayakan anak-anak sebaiknya diliburkan,” kata Yunus Syam, Kamis (16/3/2023).
Menurutnya, tidak ada cara lain selain meliburkan kegiatan belajar mengajar (KBM) dalam kondisi yang darurat seperti ini. Ia berharap agar banjir yang kini meredam beberapa desa hingga menyebabkan rumah dan fasilitas sekolah tenggelam segera surut.
“Untuk mereka yang terdampak tidak ada pilihan lain kita liburkan, semoga cepat surut,” lanjut dia.
Sementara itu, Kepala Bidang Pembinaam SMP Disdikbud Kabupaten Paser, Agus Wintoro menyampaikan, bahwa ia belum menerima data pasti berapa jumlah sekolah yang terdampak banjir. “Laporan secara khusus belum masuk. Kami sambil terus proses mendata,” jelasnya.
Sebelumnya, curah hujan yang terjadi selama sepekan terakhir mengakibatkan 2 Kecamatan di Kabupaten Paser terendam banjir. Bencana alam tahunan itu merendam 15 desa dan kelurahan, bahkan di antaranya, 5 Desa di Kecamatan Muara Komam terisolir.
Belasan desa itu masing-masing 7 desa di Kecamatan Muara Komam dan 8 desa di Kecamatan Long Kali. Adapun desa yang terisolir di Kecamatan Muara Komam itu yakni Desa Swan Slutung, Desa Long Sayo, Desa Muara Payang, Desa Prayon dan Desa Muara Kuaro.
Lalu, Kecamatan Long Kali, dari 8 desa hanya 1 desa yang terisolir, yakni Desa Kepala Telake, akibat jalan putus yang disebabkan longsor.
Desa-desa itu di antaranya Desa Kepala Telake, Desa Muara Toyu, Desa Muara Pias, Desa Munggu, Desa Mendik, Desa Bente Tualan, Desa Sebakung fan Kelurahan Long Kali. Akibatnya, ratusan warga memilih mengungsi dan sebagian desa mendirikan dapur umum. (bs)