BALIKPAPAN – Muhammad Said masih terjaga di depan layar televisi ruang tamu rumahnya ketika hari kian larut. Menikmati syahdunya ayat demi ayat surah Yasin di tengah heningnya malam. Pria 50 tahun itu kian lama terbuai lantunan suci itu. Diikuti mata yang pelan-pelan redup.
Kamis, 18 Februari 2021, sekira pukul 01.30 Wita, Said yang mulai terlelap, seketika tersentak. Dikejutkan teriakan seorang pria dari loteng rumah toko yang disewanya. “Kebakaran!” bunyi suara tersebut yang rupanya putra sulung Said.
Sekelabat juga Said bergegas mengambil tabung apar di samping televisi. Kemudian belari meniti anak tangga. Sesampainya di lantai dua rumah, asap tebal sudah mengepung. Said pantang balik kanan. Hanya menggunakan celana pendek tanpa baju, ia menerobos asap di tengah kegelapan dan kesunyian. Sampai akhirnya ia tiba di pelataran loteng bagian belakang.
Dari situ, suami Cianita, 47 tahun, tersebut melihat bara yang sudah menyala dari kamar mandi samping kontrakannya. Ia buru-buru memadamkan dengan apar di tangan. Celaka, alat pemadam mini itu tak berguna sama sekali.
“Saya enggak bisa gunakan. Enggak tahu cara pakainya. Kan itu baru beli, buat persiapan di sini kalau ada apa-apa,” cerita bapak tiga anak itu di lokasi kebakaran.
Tak berhasil memadamkan api, Said lantas turun dan keluar rumah. Membawa serta istri dan ketiga anaknya ke tempat aman. Seketika itu api membesar hebat. Asap tebal membubung tinggi. Warga pun ramai menyaksikan si jago merah. Tidak lama, mobil pemadam kebakaran berdatangan. “Enggak ada lagi yang bisa saya bawa selain istri dan anak-anak. Semuanya habis terbakar,” tutur Said dengan suara yang mulai parau.
Tempat tinggalnya ini merupakan rumah toko. Terletak di Jalan Prapatan Nomor 20, RT 13 Kelurahan Telaga Sari, Balikpapan Selatan. Ia mengontrak ruko tersebut sejak 2018. Di situ ia bersama istrinya berjualan sayuran.
[irp]
“Tadi sudah enggak mau jualan. Sayurannya saya hampar saja buat dibagikan. Tapi orang-orang tetap bayar,” ucap Said, tersenyum.
Menurut Said, munculnya api dari musibah tersebut berasal dari ruko studio foto. Namun saat kebakaran, tidak seorang pun ada di studio tersebut. “Enggak ada yang tinggal di situ. Kalau habis kerja karyawannya pulang ke rumah masing-masing,” sebutnya.
Pantauan media ini, selain ruko kontrakan Said dan studio foto, ada dua bangunan lain yang terbakar. Salah satunya tempat usaha isi ulang air minum. Bangunan lain tersekat tiga ruko dan indekos.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Balikpapan, Soseno menyebut bahwa pihaknya mengerahkan sembilan unit mobil pemadam dalam upaya mengendalikan kebakaran tersebut. Belum termasuk unit dari Pertamina dan instansi lainnya. “Informasi kami terima sekitar jam dua kurang. Api berhasil kami padamkan satu jam lebih,” katanya.
BPBD mendata, dari empat gedung yang terbakar, terdapat empat kepala keluarga. Seluruhnya berisi 20 jiwa. “Ada dua lansia, empat ana-anak dan satu balita,” beber Suseno.
Belum diketahui apa pemantik api dalam kebakaran tersebut. Sampai saat ini pihak kepolisian masih menelusuri penyebab peristiwa itu. “Masih dalam lidik,” singkat Kepala Polresta Balikpapan, Komisaris Besar Polisi Turmudi, dikonfirmasi Kamis sore. (*)
Artikel dari kaltimkece.id, jaringan mediakaltim.com