Catatan Rizal Effendi
PEMILIHAN gubernur (Pilgub) Kaltim 2024 sepertinya bakal panas. Belum apa-apa, cagub dari Golkar, Haji Rudy Mas’ud (Harum) langsung melancarkan pernyataan kritis. Padahal tahapan Pilgub belum memasuki pendaftaran dan kampanye. Sekarang ini semua kandidat masih disebut bakal calon.
Yang dikritik Harum tentu saja petahana. Siapa lagi kalau bukan Isran Noor (IN), gubernur Kaltim periode 2018-2023. Ada beberapa kebijakan Isran yang dinilai Harum belum efektif, sehingga dia memberikan koreksi dan siap memperbaikinya.
Hal itu dia ungkapkan ketika bertemu awak media di kediamannya yang luas dan megah di kawasan Pulau Atas, Kecamatan Sambutan, Samarinda, Jumat (12/4), dua hari setelah Idulfitri. Sambil berhalalbihalal, Harum didampingi sang istri, Syarifah Suraidah mengeluarkan pernyataan menggugat.
Misalnya soal jalan nasional di Kaltim, yang banyak rusak. Dia langsung menuduh gubernur kurang lobi, kurang membangun komunikasi dan tidak membangun konektivitas dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Menurut Rudy, dia sudah melihat langsung kondisi jalan negara yang sangat tidak nyaman dilewati penggunanya terutama warga Kaltim. Mulai Tenggarong sampai ke Melak dan Ujoh Bilang, kemudian dari Samarinda sampai ke Bontang, Sangatta, dan Tanjung Redeb.
Kondisi itu sudah terjadi berkepanjangan sejak 15 tahun silam. “Bisa jadi karena tidak pernah dilaporkan gubernur ke Menteri PUPR, karena faktor gengsi atau tidak punya kemampuan melobi,” kata Harum menyampaikan analisisnya.
Lalu dia menegaskan, jika dia terpilih, maka masalah tersebut akan menjadi prioritas. “Jika Allah mengizinkan dan rakyat Kaltim memilih saya jadi gubernur, saya akan melakukan hal-hal yang saya sebutkan tadi. Saya tidak gengsi datang ke Menteri PUPR memohon agar jalan nasional di Kaltim yang rusak segera dipermulus dengan menggunakan dana APBN,” kata Rudy.
Ketika ditanya komitmen soal lingkungan, Rudy menegaskan dia tidak mau bermain batu bara karena sangat merusak lingkungan. Apalagi pertambangan di Kaltim menerapkan sistem open pit atau penambangan terbuka. Akibatnya banyak muncul lubang-lubang yang terpapar dengan gas beracun.
“Luar biasa dampaknya. Jangankan ikan, nyamuk sekalipun tidak bisa bertelur sehingga tidak bisa dimanfaatkan. Itulah sebabnya sampai detik ini saya tidak mau berbisnis batu bara. Lebih banyak mudarat daripada manfaatnya,” tandasnya.
Harum juga menyinggung soal pendidikan berkaitan dengan peningkatan kualitas SDM Kaltim. Dia melihat program pemberian beasiswa tidak cukup. Karena itu dia akan melancarkan program yang lain dengan menggratiskan biaya pendidikan.
“SDM harus nomor satu. Saya teringat negara Maroko, mulai dari SD sampai S3 itu gratis. Nah, saya tidak akan kasih beasiswa, tetapi beri gratis sekolahnya, khususnya tingkat SMA sampai S3,” ujarnya.
Menurut Harum, dia maju ke Pilgub karena membawa amanah dari Partai Golkar. “Saya ingin membangun Kaltim secara inklusif untuk menuju Indonesia Emas. Bukan hanya Indonesia Emas, tetapi kita juga harus menjadikan Kaltim Emas,” tandasnya
Visi Kaltim Emas yang diusung Harum bakal diuji. Karena sebelumnya cawagub lain, Isran Noor sudah mematok visi “Kaltim Berdaulat Jilid 2” dan Mahyudin memperkenalkan visi baru dengan istilah “Kaltim Keren.”
Kepada wartawan Mahyudin menjelaskan, Kaltim Keren itu karena dia ingin melancarkan program yang lebih keren dari program yang ada sebelumnya. Kaltim Keren adalah akronim dari Kolaboratif, Ekonomi Maju Berkeadilan, Religius dan Bersatu, Entrepreneurship serta Lingkungan yang Nyaman.
“Saya ingin menerapkan strategi pembangunan secara menyeluruh sekaligus sinkron dengan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN),” kata wakil ketua DPD RI ini, yang juga pernah menjadi bupati Kutim, ketua DPW Golkar Kaltim, dan wakil ketua MPR RI.
Menurut Mahyudin, tahun 2024-2029 menjadi tahun yang penting bagi Kaltim untuk dapat meletakkan dasar rencana pembangunan ke depan yang lebih maju. Tidak hanya untuk mengatasi permasalahan dan isu strategis saja, namun juga menyiapkan arah kebijakan untuk menangkap peluang yang ada dan mendorong akselerasi pembangunan.
JARANG TERPANCING
Sejauh ini belum ada pernyataan balasan dari Isran. Tapi sebagaimana biasa, Isran jarang terpancing. Dia menganggap serangan kepada dirinya nanti terjawab dengan fakta yang ada. Jadi dia biasa-biasa saja. Terkadang ada celetukannya yang membuat orang tersenyum. “Mahabisi baterai saja,” katanya begitu.
Sejumlah anggota tim pendukung dan relawan IN dalam WA Group saya lihat juga memberikan tanggapan yang dingin. Mereka menilai Harum seperti pepatah “memercik air di dulang.” Menyerang orang terkena muka sendiri.
Salah satu tugas anggota DPR RI itu adalah membela kepentingan daerah pemilihan (dapil) di mana dia terpilih. Karena Harum mewakili dapil Kaltim, sudah seharusnya dia membela habis-habisan kepentingan Kaltim termasuk soal yang disorotnya. Lalu pertanyaannya, ke mana saja Harum selama ini?
Menurut mereka, yang selama ini terdengar nyaring membela infrastruktur untuk Kaltim adalah Irwan Fecho, anggota DPR RI dapil Kaltim, yang juga ketua DPD Demokrat Kaltim. Karena itu waktu kampanye Pileg kemarin, ada baliho Iwan yang menamakan dirinya “Raja Infrastruktur.” “Sebaiknya Rudy belajar dengan Irwan soal melobi infrastruktur,” kata seorang relawan IN.
Relawan lain menyindir keluarga Mas’ud yang jago bermain di bisnis minyak. “Kalau memang lobinya kuat ke Pertamina, DPR RI dan Pemerintah Pusat, kenapa terjadi antre minyak di mana-mana? Padahal Kaltim punya kilang minyak terbesar. Jadi ke mana Pak Rudy?” tanyanya.
Pengusaha muda Octavianus Eka Bayu menilai pernyataan Harum bernuansa asal bunyi. “Ke mana saja dia selama 5 tahun ini menjadi wakil rakyat? Bukankah sebagai anggota DPR RI dia harus memperjuangkan kepentingan rakyat KaltimKaltim? Jadi yang tidak bisa melobi itu bukan gubernur, tapi dia,” kata Bayu seperti diberitakan TribunKaltim.
Menurut Bayu, Isran sudah berbuat maksimal dalam hal pembangunan infrastruktur jalan. Buktinya pencapaiannya sudah 78 persen dalam kondisi mantap. Ini dipertegas juga dari laporan Kepala Dinas PU Kaltim Aji Muhammad Fitra Firnanda. Malah disebutkan sampai 82 persen. Itu sudah melebihi target RPJMD.
Memang mengurus jalan tidak gampang. Alokasi anggaran belum mencukupi. Jalan di Kaltim terdiri dari jalan provinsi 895 km dan jalan nasional 1.710 km. Pemeliharaan, perbaikan dan peningkatan ruas jalan nasional adalah wilayah Kementerian PUPR. Di sini peran anggota DPR RI dapil Kaltim sangat penting dan dibutuhkan.
Bayu melihat kemampuan lobi dan komunikasi Isran-Hadi sangat luar biasa. Penetapan lokasi di IKN, tidak terlepas dari komunikasi yang berhasil dibangun Isran untuk meyakinkan Presiden Jokowi. Karena sebelumnya daerah yang menjadi calon utama dengan nilai tertinggi adalah Palangkaraya, Kalteng, seperti juga yang pernah digagas Presiden Soekarno.
Berkat lobi dan komunikasi Isran yang kuat, sehingga Kaltim sukses mendapatkan kompensasi dana emisi karbon hingga triliunan rupiah. “Saya rasa Pak Isran satu-satunya gubernur di Indonesia yang berhasil mendapatkan dana karbon dari Bank Dunia,” jelas Bayu.
Disebutkan, Isran juga telah menggelontorkan Beasiswa Kaltim Tuntas sampai Rp1,3 triliun. Ini satu-satunya provinsi di Indonesia yang sangat tinggi menyisihkan dana APBD untuk peningkatan kualitas SDM. Dia juga memfasilitasi dan mendukung mahasiswa S2 dan S3.
Dari segi APBD, Isran juga mencatat prestasi luar biasa. Dia pernah mengungkapkan, angka APBD di tahun 2023 melonjak luar biasa. “Tidak pernah terjadi record APBD kita di atas Rp20 triliun. Itu untuk provinsi saja. Kalau all (kabupaten/kota), maka angka di atas Rp70 triliun,” jelasnya.
Saya tidak tahu mengapa Harum langsung bermain open pit, eh ofensif. Kayak gaya sepakbola menyerang. Apakah dia terganggu dengan ucapan “Si Raja Naga” beberapa waktu lalu atau ini bagian dari strategi khusus?.
Dalam acara Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) Kaltim di kompleks GOR Kadrie Oening Samarinda, Senin (1/4) lalu, IN terkesan mengingatkan cagub lain. “Percuma saja melawan saya. Nggak bisa mengalahkan saya, Tapi itu hak mereka,” kata Isran setengah berkelakar. Yang mendengar kontan tersenyum. Isran memang suka begitu. (*)