TENGGARONG– Kasus pencabulan santriwati oleh uztasnya sendiri di sebuah pesantren di Kecamatan Tenggarong akhirnya naik ke penyidikan.
Hal ini dibenarkan Kasat Reskrim Polres Kukar, AKP Dedik Santoso saat dikonfirmasi Media Kaltim. “Sudah kami tetapkan sebagai tersangka,” kata Dedik, Ahad (13/3/2022).
Tahap selanjutnya, tambah Dedik, tersangka yang sebelumnya hanya berstatus saksi, akan segera dipanggil untuk diperiksa penyidik selaku tersangka kasus pencabulan.
Walau sudah ditetapkan sebagai tersangka, Dedik tetap enggan mengungkap identitas oknum ustaz tersebut. “Nanti aja mas,” elaknya.
Kasus pencabulan terhadap santriwati berumur 16 tahun ini mencuat pada Januari 2022, setelah orang tua korban melaporkan kejadian yang dialami anaknya ke Polres Kukar.
Pihak keluarga tidak terima anaknya dinikahi tanpa persetujuan mereka dan dalam kondisi hamil.
Tersangka sempat menjalani wajib lapor dua kali dalam sepekan. Dia sempat ke luar Kaltim, karena kerabat dekatnya meninggal dunia.
Di Jawa, pelaku sempat menjalani isolasi mandiri (isoman) karena terkonfirmasi positif Covid-19.
Sementara itu, Ketua TRC-PPA Kaltim, Rina Zainun, memastikan tetap akan mengawal kasus ini hingga berakhir di pengadilan.
“Kami dari TRC-PPA Kaltim akan mengawal hingga inkrah (berkekuatan hukum tetap),” tegas Rina.
Karena kasus ini tidak hanya melukai korban, tapi mencoreng dunia pendidikan yang mana seorang pendidik harusnya menjadi contoh yang baik bagi anak didiknya. Termasuk ikut mencoreng lembaga pendidikan terutama Ponpes.
“Saya minta orang tua tidak perlu khawatir ketika memasukkan anaknya ke ponpes, karena itu hanya oknum,” tutupnya.
Tersangka, lanjut Dedik, diancam l jeratan Pasal 76D juncto Pasal 81 Ayat 2 dan ayat 3. Dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara. (afi)
