BALIKPAPAN – Pesawat dari maskapai Timur Tengah tiba tepat di hadapan Joni, bukan nama sebenarnya. Hari yang sudah lama dinantikan pria 48 tahun itu segera tiba. Bersua rindu dengan sanak keluarga di Balikpapan setelah lama bekerja di Arab Saudi sebagai penambang minyak. Ia pun bergegas memasuki kabin pesawat yang akan mengantarkannya ke kampung halaman.
Jumat, 5 Februari 2021, pesawat yang ditumpangi Joni mendarat mulus di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. Namun ia harus ekstra sabar untuk mengobati rindu. Berdasarkan penangan pandemi Covid-19, setiap warga yang datang dari luar negeri wajib menjalani karantina. Joni pun melaksanakan program tersebut di Wisma Atlet, Jakarta, selama 14 hari.
Sabtu, 20 Februari, masa karantina Joni telah habis. Namun ia tak langsung pulang. Bapak tiga anak itu harus melewati ujian selanjutnya. Yakni menjalani pemeriksaan virus corona di tubuhnya. Ada dua tes yang harus ditempuh pada hari itu juga. Yakni tes swab dan tes yang dikhususkan mendeteksi virus corona B117.
Setelah menunggu beberapa saat, tes swab Joni keluar. Hasilnya negatif. Untuk tes yang kedua, ia harus menunggu beberapa hari lagi untuk mengetahui keberadaan B117 di tubuhnya. Namun, dari hasil swab saja, pihak medis di sana sudah memberikan lampu hijau untuk Joni bisa pulang. Ia pun tiba di Balikpapan pada Ahad pagi, 21 Februari.
“Ternyata hasil tes lainnya menunjukkan bahwa dia itu ada B117-nya pas sudah di Balikpapan,” kata Wali Kota Balikpapan, Rizal Effendi, menceritakan kronologis penemuan pertama B117 di Kota Minyak, Selasa, 9 Maret.
Persisnya, sambung Rizal, Joni diketahui mengidap B117 setelah dirinya sembuh dari virus mematikan itu. Meski begitu, penanganannya belum berhenti. Pemerintah tetap melakukan upaya pencegahan penularan corona B117.
Dikatakan Rizal, sejak dua hari lalu, tim kesehatan dari Kementerian Kesehatan RI sudah berada di Balikpapan. Mereka melakukan tracing kepada orang yang berkontak erat dengan Joni. “Kami masih menunggu hasil tracing tim ini kepada anak-istri yang bersangkutan,” ucap Wali Kota.
Meski hasil tes belum keluar, tambah dia, pemerintah telah menginstruksikan kepada keluarga Joni untuk melaksanakan isolasi mandiri di rumah. Pemkot Balikpapan belum mengetahui penanganan terhadap penderita B117. Karena kata Rizal, belum ada prosedur penanganan B117 yang dikeluarkan dari pusat.
“Karena penderita sebelumnya kan sudah negatif. Jadi nanti kalau ada yang positif baru kami diberi petunjuk bagaimana penangannya,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Balikpapan, dr Drajat Wicaksono, memberikan pandangannya mengenai corona B117. Menurutnya, virus varian baru tersebut tidak lebih berbahaya ketimbang corona sebelumnya.
“Gejalanya sama saja dengan yang saat ini. Batuk, sesak napas, demam,” kata Drajat kepada wartawan via telepon.
Namun, masyarakat diminta untuk tidak mengendorkan kewaspadaan. B117 disebut lebih cepat menyebar daripada virus lainnya. “Penularannya ini yang kami takutkan. Bahkan penularannya (bisa) sampai 70 persen lebih cepat daripada yang biasa,” sebut Drajat.
Dia pun meminta kepada pemerintah meningkatkan kampanye 5M. Yakni memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi. Termasuk pelaksanaan 3T, yaitu testing, tracing, treatment. Semua ini dilakukan agar B117 bisa dibendung penularannya.
“Bahkan ada yang menyarankan agar masyarakat menggunakan masker dobel,” ujar Drajat. “Intinya harus lebih ketat lagi,” pungkasnya. (kk)
Artikel kaltimkece, jejaring mediakaltim.com