PENAJAM – Jumlah hotel di Penajam Paser Utara (PPU) dinilai masih kurang. Kondisi ini menjadi permasalahan dalam menghadapi pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara ke Kaltim.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) PPU, Sandri Ernamurti menyebutkan, perlu ada perbaikan pada sektor perhotelan di Benuo Taka. Pasalnya, potensi pendapatan daerah dari industri ini dinilainya cukup besar.
“Jumlah kamar hunian di PPU, kalau dari perhitungan mungkin hanya sekitar 250-an saja. Jadi masih sangat kurang, jumlahnya untuk satu daerah. Apalagi tren saat ini meningkat, seiring pembangunan IKN,” ungkapnya, Selasa (13/12/2022).
Dampak positif pemindahan IKN, lanjut Sandri, terlihat jelas di beberapa daerah di Kaltim yang sektor perhotelannya sudah mumpuni. Hal itu harusnya cukup menjadi alasan PPU untuk berbenah.
“Idealnya, PPU untuk menyambut IKN, setidaknya memiliki 500 kamar hunian yang layak,” imbuh Sandri.
Untuk dapat memenuhi jumlah ideal itu, tentu membutuhkan peran berbagai pihak. Khususnya pemerintah daerah, agar dapat menyokong setiap kebutuhan pelaku pariwisata.
Dalam hal ini, PHRI telah menyusun berbagai program kerja untuk mengejar ketertinggalan tersebut. Yang mana semua itu berfokus pada peningkatan sumber daya manusia (SDM) dan peningkatan kapasitas sarana dan prasarana.
“Ada berbagai persiapan yang akan kami lakukan, sehingga saat IKN benar-benar pindah ke PPU, semua sudah terselesaikan dengan baik. Untuk mewujudkan hal tersebut, langkah konkret yang akan kami lakukan adalah mewujudkan kondusivitas hunian kamar yang stabil mengarah ke peningkatan jumlah tamu secara terus-menerus,” jelas dia.
Tentunya, tambah dia, hal ini tidak lepas dari sinergi antar-stakeholder dan peningkatan kualitas hotel yang mumpuni. Dan yang terpenting, ialah hadir kegiatan skala provinsi dan nasional di PPU.
“Kami optimistis di tahun 2023-2024 jumlah kamar hotel bisa mencapai 500. Ini dengan berdirinya hotel baru serta hotel yang telah ada saat ini akan menambah jumlah kamarnya,” pungkas dia. (sbk)