SAMARINDA— Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menerapkan inovasi teknologi Wolbachia untuk menurunkan kasus penyebara Demam Berdarah Dengue (DBD). Yang kemudian telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Timur di Kota Bontang.
Dikutip dari biofarma.co.id, Wolbachia adalah bakteri simbiotik yang terjadi secara alami pada banyak serangga. Meskipun tidak ditemukan secara alami pada Aedes Aegypti (Nyamuk DB), Wolbachia berhasil ditransfer ke dalam tubuh nyamuk dan telah terbukti mengurangi penularan berbagai virus.
Wolbachia dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti dapat menurunkan replikasi virus dengue sehingga bermanfaat dalam mengurangi kemampuan nyamuk tersebut sebagai penular demam berdarah.
Katimja Surveilans dan Imunisasi Dinkes Kaltim, Adi Permana mengungkapkan pihaknya telah melakukan penyemaian bibit Wolbachia sejak Oktober tahun lalu di Bontang.
Iapun menekankan bahwa upaya tidak berhenti pada pembagian telur di tiap kecamatan. Dinkes Kaltim terus memantau dan mengevaluasi populasi nyamuk di alam.
Jika telah mencapai 60 persen atau lebih, barulah dilakukan evaluasi terhadap penurunan kasus DBD.
Dinkes Kaltim berencana untuk melakukan simulasi penyebaran nyamuk wolbachia di seluruh Kalimantan Timur jika mendapat arahan dari Kementerian Kesehatan.
“Kami sedang menunggu persetujuan untuk melakukan tes PCR dan menambah telur nyamuk jika diperlukan,” katanya.
Harapannya, program tersebut dapat mendukung pengendalian DBD di Kaltim dalam jangka panjang. Lantas Dinkes Kaltim optimis kota Bontang dapat menjadi acuan menurunkan angka kesakitan akibat DBD.
“Kami mengajak masyarakat untuk mendukung program ini dengan menjaga kebersihan lingkungan dan mengeliminasi tempat-tempat penampungan air yang dapat menjadi sarang nyamuk,” pungkas Adi.
Pewarta: Khoirul Umam
