BALIKPAPAN – Provinsi Kaltim saat ini berstatus Waspada terhadap perkembangan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Bahkan Kaltim masuk 10 besar provinsi di Indonesia dengan kasus DBD tertinggi, yakni per Agustus 2022 mencapai 3.034 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Jaya Mualimin mengatakan angka ini meningkat jika dibandingkan 2021 lalu. Pada tahun lalu hanya terdapat 2.898 kasus dengan kematian 22 orang.
“Sampai hari ini yang meninggal sudah tembus 24 orang, kita berharap ya tidak ada lagi,” ujarnya saat menghadiri Hari Apoteker 2022 di BSCC Dome Balikpapan, Minggu (25/9/2022).
Lanjut Jaya Mualimin, perubahan cuaca di Kaltim menjadi salah satu faktor penyebab berkembangnya nyamuk aedes aegypti dengan cepat. “Cuaca kita kan saat ini sedang musim penghujan. Ini pengaruh sekali. Banyak genangan,” jelasnya.
Dari 10 kabupaten-kota di Kaltim tiga kota terbanyak kasus DBD yaitu Samarinda, menyumbang kasus sebanyak 1.131 kasus dengan 8 kematian, Balikpapan sebanyak 610 kasus dengan 2 kematian dan Berau sebanyak 268 kasus dengan 1 kematian.
Sementara Pemerintah Kota Balikpapan telah mengambil sejumlah langkah-langkah untuk menekan kasus DBD ini. Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas’ud telah mengeluarkan surat instruksi untuk melakukan kerja bakti massal setiap minggu.
“Selain KBM ya, kita juga telah menyiagakan kader jumantik (uru pemantau jentik) di setiap kelurahan. Bahkan seluruh puskesmas kita siagakan terhadap waspada DBD ini,” tegas Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Andi Sri Juliarty, saat mendampingi Kadiskes Provinsi Kaltim.
Bahkan Dinas Kesehatan Kota Balikpapan juga meminta masyarakat melaporkan jika terdapat temuan kasus DBD di lingkungannya. “Masyarakat juga bisa meminta abate dan foging di puskesmas. Namun, untuk langkah foging adalah langkah terakhir ya,” tambah Andi Juliarty. (Bom)
