SAMARINDA – Pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak awal Maret 2020, benar-benar telah menghancurkan segala sendi kehidupan. Tak terkecuali di Kaltim. Bukan hanya, sektor ekonomi, sosial, kesehatan, masalah terbaru yang kini sedang dihadapi adalah terus menyusutnya jumlah pengajar.
Bagaimana tidak menyusut, sejak awal pandemi hingga 27 Juli 2021, jumlah pengajar yang meninggal dunia sudah mencapai 120 orang. Padahal tanpa ada Covid-19 pun, 10 kabupaten/kota di Kaltim selama ini sudah kekurangan guru.
“Mayoritas yang meninggal guru di sekolah menengah kejuruan (SMK), tersebar di seluruh kabupaten dan kota di Kaltim,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim Anwar Sanusi, berbicara dalam Webinar Sempekat Pendidikan Kaltim, Sabtu (7/8/2021).
Kondisi ini, lanjut Anwar Sanusi, pastinya sangat memukul dunia pendidikan di Benua Etam sebab tak bisa langsung dipenuhi dengan cara merekrut guru baru. Disebutkan, guru di Kaltim yang berstatus PNS masih sedikit jumlahnya, sekitar 700 orang.
Jika dalam tahun ini bisa direkrut 400 guru dari P3K (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja), kabupaten/kota di Kaltim tetap kekurangan 300 guru. “Jumlah itu belum dikurangi 120 guru yang telah meninggal dunia,” ungkap Anwar.
Dengan kondisi seperti ini, dia bisa memaklumi sikap Gubernur Kaltim Isran Noor, yang terlihat hati-hati memutuskan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah. “Kita sedih dengan kondisi ini. Tapi itu jadi kehati-hatian kita dengan guru. Termasuk jaminan keselamatan anak didik kita jika tetap melakukan sekolah tatap muka,” sambung Anwar.
Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi yang ditunjuk sebagai pembicara utama Webinar, meminta guru tak mudah menyerah dengan kondisi akibat pandemi Covid-19. Justru, Hadi yang sempat 25 tahun menjadi pengajar, meminta para mantan koleganya itu lebih kreatif.
“Bukan hanya semangat dan punya tekad kuat untuk mengajar, tapi juga punya keinginan untuk terus maju dan kreatif,” ucap mantan anggota Komisi Energi DPR RI ini. Seiring dengan keputusan pemerintah untuk melaksanakan pembelajaran secara daring atau online, maka guru harus terus mencari cara agar belajar mengajar tetap bisa dilakukan seperti biasa.
“Pasti ada hambatannya. Tapi dengan kreativitasnya, guru bisa membuat inovasi-inovasi dalam sistem serta pola materi pembelajaran bagi siswa didiknya,” tegas Hadi Mulyadi. (hms/prs)