spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Kala Jelantah Jadi Dolar, Difasilitasi Pemprov Kaltim, UKM Terus Rambah Mancanegara Disaat Pandemi

SAMARINDA – Badai pandemi Covid-19 menghantam sektor perekonomian dengan keras. Namun tak sedikit yang berhasil survive bahkan terus melejit. Seperti sejumlah aktivitas usaha kecil menengah (UKM) di Kaltim yang sukses menembus pasar internasional.

Pemprov Kaltim pada Rabu (24/3/2021), melepas ekspor produk UKM ke beragam negara. Dari benua Asia dan Eropa. Ekspor pada triwulan pertama 2021 tersebut, bernilai USD 2 juta atau setara Rp 28 miliar.

“Jujur saja, peran UKM sangat besar di Kaltim,” sebut Gubernur Kaltim Isran Noor dalam rilis yang dikeluarkan Pemprov Kaltim, Kamis (25/3/2021). Terdapat sembilan UKM Kaltim mengekspor beragam komoditas ke 10 negara tujuan.

Meliputi produk rayung, kopra dan lidi nipah dengan negara tujuan Pakistan dan India. Ada juga minyak jelantah diekspor ke beberapa negara Eropa. Kayu olahan ulin juga diekspor ke Jepang. Begitu pun kayu moulding decking, beam, dan stick dikirim ke Negeri Matahari Terbit tersebut.

Produk amplang juga dilaporkan diekspor ke Taiwan. Ekspor ikan segar, kepiting, dan udang juga dilakukan ke Malaysia, Singapura, dan Tiongkok. Selain itu produk roasted coffee dikirim ke Singapura. Ada pula rumput laut kering ke Korea Selatan, dan terakhir hasil laut gurita ke Tiongkok.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi & UKM Kaltim, Yadi Robyan Noor, menegaskan dukungan Pemprov Kaltim terhadap aktivitas ekspor pelaku UKM. Langkah ini juga salah satu implementasi visi misi Gubernur Kaltim Isran Noor dan Wakil Gubernur Hadi Mulyadi. Yakni berdaulat dalam ekonomi kerakyatan dan wilayah yang berkeadilan.

Menurut Roby, sapaan karibnya, ekspor produk komoditas lokal tersebut juga salah satu langkah Kaltim mempercepat persiapan peningkatan ekspor non-migas. Para pelaku UKM bakal terus dimotivasi untuk tetap meningkatkan ekspor pada masa pandemi yang sulit ini.

“Meningkatkan UKM ekspor dengan produk baru, unik, dan pelaku baru. Dan yang terpenting harus tetap menjaga loyalitas pembeli,” terang mantan Kepala Biro Humas Setprov Provinsi Kaltim itu.

Di sisi lain, dengan semakin maraknya pelaku UKM, ketersediaan lapangan kerja di Kaltim pun bakal kian luas. Roby mencontohkan produksi industri lidi di Muara Kembang, Kukar, yang melibatkan ribuan penduduk setempat.

“Partisipasinya sekitar 2.400 pekerja. Lumayan banyak. Dan itu kemarin diekspor ke India, persisnya pada Desember. Satu kontainer dikirim bernilai USD 408.000 atau Rp 5 miliar,” ucapnya, Jumat (26/3/2021).

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan, Kasan, mengapresiasi upaya Pemprov Kaltim memberi perhatian terhadap pelaku UKM. Apalagi dalam situasi pandemi yang tentu makin menyulitkan untuk menembus pasar global.

Senada, Sekretaris Deputi Perkoperasian Kementerian Koperasi dan UMKM, Ahmad Zabadi, serta Direktur Jendral Industi Kecil Menengah Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih, kompak menyebut perhatian Pemprov tersebut berbuah manis.

“Bukan hanya Kaltim sukses menjadi pemenang dan juara di berbagai ajang lokal, regional, nasional. Tapi juga sukses merebut hati pembeli di luar negeri,” ucap Ahmad Zabadi

Gati Wibawaningsih mengatakan Kaltim berada dalam koridor ekonomi yang tepat. Sebab, pasar global memiliki konsumen atau demand side yang jauh lebih besar. Yaitu lebih 3 miliar orang. “Dibanding dalam negeri yang hanya sekitar 250 juta orang,” pungkasnya. (kk)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti