spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Kakek di Balikpapan Habiskan 40 Tahun untuk Merawat Topeng Hudoq

Sejak 40 tahun lalu, keseharian Ledau Timang dihabiskan untuk  membersihkan Topeng Hudoq.

Pria 66 tahun yang tinggal di kawasan Perumahan Bangun Reksa, Balikpapan ini, mengaku  rela lebih dari setengah masa hidupnya dihabiskan untuk merawat salah satu warisan Suku Dayak itu.

Ledau Timang mengaku sudah kadung cinta dengan  desain dan bentuk hudoq yang sangat unik dan memiliki nilai seni tinggi. Pasalnya, topeng hudoq dibuat menyerupai arwah leluhur dari Suku Dayak, sehingga tak tampak menyerupai wajah manusia atau binatang. Jauh beda dibanding  topeng dari suku budaya manapun di Indonesia.

Hal ini yang menjadi daya tarik bagi kakek bercucu enam ini untuk terus menyukai topeng hudoq. Bentuknya yang unik itu membuat topeng hudoq ini memiliki nilai seni yang sangat tinggi. Tak heran, jika kini harga untuk satu topeng hudoq lebih darii Rp 2 juta.

Hobinya mengoleksi topeng Hudoq ini, dimulai sejak duduk dibangku sekolah. Awalnya, ia hanya memiliki 1 jenis topeng hudoq, namun seiring berjalannya waktu, kini ia memiliki puluhan jenis topeng hudoq dengan beragam bentuk yang unik dan menarik.

BACA JUGA :  Inilah Pengakuan Sopir Truk Maut di Muara Rapak Balikpapan

Mulai dari topeng hudoq dengan hidung panjang, hingga topeng hudoq hidung babi, kini telah menjadi salah satu dari puluhan topeng hudoq koleksinya.

“Iya awalnya itu kan saya kenal hudoq ini waktu saya masih kecil. Dulu pas saya masih SD, saya mulai mengenal hudoq ini. Sampai sekarang saya masih menggeluti hudoq ini, meski sekarang di umur 66 tahun, tapi saya masih tetap punya semangat muda,” ujarnya, Jumat (6/1/2023).

Lebih lanjut Ledau Timang menjelaskan, salah satu keunikan dari topeng hudoq adalah memiliki bentuk perwujudan roh atau arwah leluhur yang turun kembali ke bumi untuk memberikan berkah yang baik bagi masyarakat adat Dayak.

Selain itu, untuk merawat koleksi topeng hudoq ini, juga dinilai tidak bisa diperlakukan asal-asalan, harus dilakukan sesuai tradisi dan ritual yang telah diwariskan secara turun temurun, karena jika dilanggar, maka bisa membawa dampak buruk.

“Nah, salah satu keunikan topeng hudoq ini, adalah bentuknya yang merupakan perwujudan roh atau arwah leluhur suku dayak yang turun ke bumi untuk memberikan berkah yang baik bagi masyarakat. Oleh sebab itu, topeng hudoq ini juga tidak bisa diperlakukan sembarangan, harus sesuai tradisi dan ritual yang memang telah diwariskan secara turun temurun, karena jika tidak sesuai dengan tradisi atau ritual, maka bisa membawa dampak buruk, seperti sakit bahkan kematian,” jelasnya.

BACA JUGA :  Ratusan Kendaraan di Balikpapan Terjaring Razia Pajak Kendaraan

Ledau Timang berharap, pemerintah daerah turut memberikan perhatian lebih terhadap topeng hudoq. Karena, selain menjadi salah satu tradisi warisan budaya leluhur yang sudah ada sejak ratusan tahun, topeng hudoq ini juga memiliki nilai seni yang sangat tinggi, dan juga sudah mulai langka.

“Saya berharap pemerintah daerah juga memberikan perhatian terhadap budaya topeng hudoq ini, terutama bagaimana memperkenalkan kembali budaya topeng hudoq ini ke anak-anak muda. Karena topeng hudoq ini termasuk tradisi warisan leluhur yang harus terus dilestarikan, karena sudah ada sejak ratusan tahun lalu,” tutup Ledau Timang. (bom)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img