Beranda BONTANG K E R I S: Sejarah dan Asal Usulnya, Kini Jadi Pusaka,...

K E R I S: Sejarah dan Asal Usulnya, Kini Jadi Pusaka, Alat Spiritual, dan Pelengkap Pakaian Adat (3-Habis)

0
Begawan Ciptaning Mintaraga

Keris keberadaannya bukanlah sekedar senjata tajam belaka, namun telah dijadikan sebagai pusaka, obyek spiritual serta aksesoris pakaian adat Nusantara. Sebagai senjata tajam sudah pasti karena selain memiliki bilah yang tajam juga runcing. Namun dalam konteks sebagai pusaka, keris telah diwariskan secara turun temurun, dimana untaian doa-doa dari para leluhur telah tergurat dalam sebilah keris yang dianggap pusaka.

Sementara sebagai objek spiritual, seperti filosofi keris dapur Pandawa diharapkan memiliki perangai dan watak seperti tokoh wayang Pandawa. Puntadewa lambang kebijaksanaan, Bima lambang kekuatan, Arjuna lambang kesatriaan, Nakula lambang ilmu pengetahuan dan Sadewa lambang pengobatan.

Pangeran Diponegoro juga tampak nyengkelit keris dengan cara nyonthe (di depan perut), padahal beliau tatkala perang sudah pasti menggunakan senjata api. Belanda percaya bahwa keris Sang Pangeran memiliki tuah yang dapat menghilang, sehingga beberapa keris di kediaman beliau di bawa ke Negeri Belanda.

Padahal keris pusaka asli beliau, ikut dikuburkan di makam beliau di Jl Diponegoro, Melayu Kota Makassar. Panglima Besar Jenderal Soedirman dalam seragam militer terlihat gagang keris dibalik jas coklatnya, padahal beliau tetap memegang pistol. Keberadaan keris di balik jas tersebut dijadikan sebagai pusaka, agar para leluhur dapat melindungi perjuangannya.

Dengan demikian, keris sebagai karya budaya asli Nusantara yang bernilai tinggi dapat berarti sebagai berikut:

1. Keris sebagai Senjata
Selain sebagai piyandel yaitu rasa percaya diri bahwa doa-doa leluhur kepada Tuhan YME telah tertuang dalam sebilah keris, fungsi lain dari keris juga merupakan senjata dalam pertarungan terakhir jarak dekat. Senjata utama dalam sebuah peperangan tetap berupa tombak dan pedang, keberadaan keris hanya di pergunakan pada saat paling kritis.

2. Keris sebagai Lambang
Keris merupakan senjata pusaka yang bersifat personal yaitu melekat kepada pemiliknya, kecuali telah diwariskan kepada anak cucunya. Keris dengan segala atributnya merupakan salah satu penanda identitas pribadi pemiliknya. Keris sekaligus perlambang status sosial, pekerjaan/profesi, dan lain sebagainya.
Pahlawan Nasional Indonesia seperti Pangeran Diponegoro, Tuanku Imam Bonjol, Sultan Hasanuddin, Jenderal Sudirman hingga Bung Tomo terlihat menyelipkan keris di bagian depan.

3. Keris sebagai Atribut
Bagi masyarakat Nusantara, keris merupakan pelengkap atribut busana adat yang dianggap penting. Tata cara dalam mengenakan keris pun memiliki aturan yang berbeda di setiap daerah. Di Jawa, dianggap lebih sopan apabila keris diselipkan di pinggang bagian belakang, sehingga keris juga disebut wangkingan. Di Bali dan Lombok untuk keris pendek diselipkan di perut, sedangkan keris panjang diselipkan di punggung. Sedangkan di hampir semua adat Melayu, keris diselipkan di perut. Di Keraton, keris juga merupakan sebuah legitimasi kekuasaan seperti misalnya keris pusaka Kanjeng Kyai Ageng Jaka Piturun merupakan atribut keabsahan sebagai raja di Keraton Ngayogyokarta Hadiningrat.

4. Keris sebagai benda koleksi
Pada peristiwa Perang Puputan, baik di Klungkung maupun di Badung, jasad-jasad yang gugur meninggalkan keris-keris pusaka yang indah. Banyak diantara tentara Belanda yang membawa pulang keris-keris tersebut untuk dijadikan kenang-kenangan. Sebagian oleh tentara Belanda diserahkan kepada museum, sebagian disimpan sendiri. Sehingga keris-keris kualitas istimewa di Bali banyak yang terbang ke luar negeri khususnya di Belanda.

Kesadaran bahwa keris adalah karya budaya yang harus dilestarikan keberadaannya, membawa minat banyak masyarakat baik lokal maupun international mengoleksinya. Keris merupakan benda berharga (khususnya nilai sejarah dan nilai materialnya), sehingga menjanjikan sebagai benda investasi jangka panjang yang nilai ekonomisnya akan terus meningkat dari waktu ke waktu.

5. Keris sebagai benda yang dipercaya memiliki tuah
Keris dipercaya memiliki tuah yang dapat mendukung kehidupan pemiliknya, sehingga tidaklah heran apabila banyak yang memburu keris dengan pamor udan mas, pamor wos wutah, pamor melati rinonce dan lain-lain. Padahal sebenarnya tuah ini sifatnya adalah sugestif, dalam arti kata menjadi penyemangat dalam mendapatkan rejeki.

Sebab tidaklah mungkin apabila seorang pemilik keris dengan pamor udan mas, malas bekerja kemudian berharap tiba-tiba dihujani dengan emas, kecuali dia harus bekerja lebih giat daripada sebelumnya.

Keris sebagai salah satu puncak karya seni tradisional bidang tempa logam, terdapat hampir di seluruh Nusantara.

Temuan arkeologis memang lebih banyak ditemukan di Jawa kemudian menyebar ke seantero Nusantara, sehingga memiliki nama atau sebutan yang berbeda-beda. Di Bali disebut Kadutan, di Sumatera Barat disebut Karih, di Sulawesi Selatan disebut Selle, Tappi atau Tapping, di Minahasa disebut Kekesur, di Aceh disebut Ponok, di Lampung disebut Terapang, di Jambi disebut Koksi. Hingga pengaruhnya sampai ke Filipina dikenal dengan sebutan Sundang atau Sondang. (**)

Ditulis oleh: Begawan Ciptaning Mintaraga
Bidang Edukasi Senapati Nusantara (Anggota Dewan Pembina Panji Beber Kota Bontang)

TIDAK ADA KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Exit mobile version