JAKARTA – Angka Covid-19 meningkat tajam di hampir seluruh wilayah Indonesia, tidak terkecuali Provinsi Kalimantan Timur. Data pada covid19.kaltimprov.go.id menunjukkan bahwa pada 12 Januari 2021, jumlah pasien Covid-19 di Kaltim telah menembus angka 4.584 kasus dengan penyebaran yang terjadi di seluruh klaster kelompok sosiak masyarakat Kaltim.
Terlebih, dari total 10 kota/kabupaten 9 diantaranya berstatus merah. Hanya Kabupaten Mahakam Ulu yang berwarna oranye dengan jumlah penderita aktif sebanyak 81 orang.
Angka Covid-19 yang terus meningkat dinilai merupakan dampak pilkada serentak dan libur panjang nasional pada akhir tahun Desember 2020.
Hal ini berakibat pada semakin sulitnya penanganan, mengingat keterbatasan tenaga medis dan perlengkapan infrastruktur rumah sakit.
Seiring dengan meningkatnya kasus Covid-19, masyarakat Indonesia patut bernafas lega. Sebabnya, vaksin Covid-19 telah tiba di Indonesia, dan Rabu (13/1/2021) ini, Presiden Jokowi menjadi orang pertama mendapatkan suntikan vaksin tersebut.
Menurut Hetifah Sjaifudian, terus meningkatnya jumlah kasus positif tak bisa dilepaskan dari abainya masyarakat dengan protokol kesehatan. Masyarakat, lanjut dia, mulai jenuh karena sudah hampir setahun berkutat dengan penanganan Corona.
“Padahal, justru ini saat krusial bagi masyarakat untuk tetap menerapkan 3M (menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak),” kata legislator Kaltim di Senayan ini.
Hetifah menambahkan, vaksinasi Covid-19 akan dilaksanakan dalam 4 tahapan mulai Januari 2021 hingga Maret 2022.
Untuk tahap pertama, vaksin akan diberikan pada tenaga kesehatan dan petugas publik. Masyarakat umum, akan mulai diberikan vaksin secara bertahap pada April 2021.
“Vaksin Covid-19 sangat penting untuk menghentikan rantai penyebaran virus corona di Indonesia,” ujar perempuan yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum bidang Kesra Fraksi Partai Golkar.
Hetifah juga mengingatkan para stakeholders di Kaltim untuk bersiap dalam memfasilitasi proses vaksinasi masyarakat. “Proses vaksin Covid-19, mulai dari pendataan, distribusi, serta pelaksanaan akan dilakukan secara bertahap dan melibatkan berbagai pihak. Oleh karena itu, kesiapan serta sinergi yang baik antara Pemda, Badan Pusat Statistik, hingga fasilitas dan tenaga kesehatan sangat dibutuhkan,” ujarnya.
Terakhir, Hetifah mengimbau warga Kaltim untuk tidak termakan berita bohong atau hoax, serta bersedia untuk divaksin. Pasalnya, sejak vaksin tiba di Indonesia, banyak sekali hoax beredar di media sosial, yang mempersoalkan keamanan dan kehalalan vaksin Covid-19.
Padahal, sejak awal pemerintah menyebutkan, sebelum disuntikan Vaksin Sinovac akan menjalani lulus uji dan evaluasi dari BPOM dan MUI untuk memastikan keamanan dan kehalalanya.
“Saya berharap masyarakat dapat bijak dalam menyerap informasi dan tidak takut untuk menerima vaksin. Hanya dengan sikap kooperatif kita semua, Covid-19 dapat kita kendalikan,” pungkasnya. (red2)