KONDISI Masjidil Haram pada Jumat (1/7) sangat padat, menyusul terus berdatangan jemaah haji dari berbagai negara jelang puncak haji sepekan lagi. Terlebih, hari ini Jumat terakhir sebelum wukuf di Arafah.
Pemerintah Saudi akhirnya membatasi akses masuk ke Masjidil Haram bagi jemaah yang ingin melaksanakan salat Jumat. Sejak sekitar pukul 10.30 WIB, akses mobil terdekat Masjidil Haram ditutup.
Dikutip dari kumparan, saat tiba di Syib Amir sekitar 800 meter dari Masjidil Haram, akses pejalan kaki sudah ditutup. Akibatnya, mereka menggelar sajadah atau alas lain untuk menanti Salat Jumat yang masih sekitar 2 jam lagi.
Di bawah fly over yang teduh, kondisinya sudah padat. Jemaah lalu mengular ke area luar yang terpapar terik matahari langsung dengan kondisi jalanan aspal yang panas. Suhu tercatat 37 derajat celsius.
Berdiri dengan alas sajadah yang tipis atau hanya berkaos kaki, kaki masih terasa panas. Akhirnya sebagian tampak tetap memakai sepatu menunggu Azan Jumat yang masih 1 jam lagi, meski jemaah dari beberapa negara lebih tahan dengan aspal yang panas itu.
Tak hanya alas yang panas, panas yang terik membuat jemaah menutupi kepala dengan benda apa pun. Ada payung, sapu tangan, topi, sorban, dan lainnya.
Tak jauh dari situ, jemaah ramai-ramai menggelar sajadah di bawah atap yang ada di sisi terminal Syib Amir. Kondisinya teduh, tapi ada juga yang salat di area terbukanya.
Meski begitu, salat yang berjarak ratusan meter dari ka’bah tetap khusyu. Suara muazin –orang yang azan, maupun khatib Jumat, terdengar sangat jelas dari pengeras suara yang disebar di area luar Masjidil Haram.
Seluruh jemaah haji akan mengikuti ritual puncak haji sejak Jumat (8/7) dengan wukuf di Arafah, kemudian bermalam sebentar sambil mengambil batu di Muzdalifah, dan menjelang paginya sudah masuk ke tenda-tenda di Mina untuk proses lempar jumrah. (kum)