spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Jemaah Haji Dioperasi di Klinik Indonesia di Makkah, Kondisi Stabil

KLINIK Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Makkah semakin sibuk menangani jemaah haji yang sakit sepekan jelang puncak haji. Bahkan, klinik yang setara rumah sakit tipe C itu hari ini bisa melakukan operasi pada pasien. “Ini adalah operasi pertama kami setelah terakhir dilakukan di tahun 2015,” ucap Kepala KKHI Makkah, dr. Andi Ardjuna Sakti, dalam rilisnya, Jumat (1/7).

Selama ini pasien yang butuh operasi akan dibawa ke Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS). Tapi operasi bisa kembali dilakukan di KKHI ruang tindakan pada Kamis (30/6) pukul 19.20 Waktu Arab Saudi (WAS).

Tidak main main, dalam satu rentetan waktu, tim medis KKHI Makkah lakukan tiga operasi secara berurutan.

Dikutip dari kumparan, Tim Dokter KKHI Makkah, dr. Caesa Rizkha Febryane Spesialis Bedah Umum, mengatakan bahwa jenis operasi yang dilakukan masuk sampai kategori sedang. Mulai dari Herniotomi, Apendiktomi, dan Insisi Drainase Abses. “Kita melakukan operasi maksimal sepakat yang sifatnya masuk ke kategori operasi sedang, dilakukan terkait kondisi emergency memang harus kita lakukan” jelas dr. Caesa.

Operasi dilakukan secara berurutan, dibuka dengan operasi hernia. Kemudian dilanjutkan dengan operasi usus buntu atau apendiktomi, dan yang terakhir kita lakukan tindakan insisi drainase abses untuk pasien dengan infeksi pada fungsi alat geraknya.

Jadwal operasi ditentukan sedemikian rupa berurutan mulai dari jenis operasi yang bersih sampai bersih tercemar dengan tujuan efisiensi dan efektivitas waktu.

“Kami pilah-pilah operasi dengan menentukan jadwal operasi mulai dari operasi yang memang operasi bersih sampai ke operasi kotor itu kita lakukan di belakang,” tutur dr. Caesa

Setelah tiga operasi selesai dilakukan, akan dilakukan sterilisasi ruangan, untuk kemudian dimanfaatkan untuk kegiatan operasi lainnya.

Tindakan pertama yaitu Herniotomi atau operasi hernia pada Kamis (30/6) pukul 19.20 WAS. Selama 25 menit operasi berlangsung, pukul 19.45 WAS operasi selesai. Pasien lalu dimasukkan ke ruang ICU untuk dilakukan observasi.

“Hari ini (Jumat) kondisi pasien sudah stabil dan sudah pindah ke ruangan rawat,” kata dr. Hendra Syamsidi Zahani, Spesialis Anestesi yang tergabung dalam tim operasi.

Tindakan kedua yaitu apendiktomi atau operasi usus buntu yang dilakukan dengan durasi kurang lebih 50 menit. Selain pembiusan spinal abses, pasien juga dikombinasi dengan bius umum.

“Kalau terlambat penanganan bisa operasi besar. Tepat keputusan dilakukan operasi,” ujar dr. Hendra.

Setelah dilakukan operasi, pasien juga dilakukan observasi di ruang ICU. Menurut dr. Hendra kondisi pasien sudah stabil pagi tadi dan sudah bisa berkomunikasi dengan baik “Kita akan dipindahkan ke ruang rawat biasa,” lanjutnya.

Kemudian tindakan ketiga, yaitu operasi inisis drainase abses pada pasien dengan luka infeksi di tungkai kaki. “Setelah selesai tindakan debridemen, pasien langsung dikembalikan ke bangsal,” ujar dr. Hendra.

Kepala Pusat Kesehatan Haji, dr. Budi Sylvana, MARS, sangat mengapresiasi semangat, kemauan, dan kemampuan dari tim dokter KKHI dalam melaksanakan operasi di tengah situasi dan kondisi yang ada.

“Dengan segala macam kegawatdaruratannya, operasi berjalan dengan lancar. Para dokter dengan segala keterbatasan berani melakukan operasi, sangat apresiasi” ujar dr. Budi. (kum)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti