BALIKPAPAN – LSM Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kaltim dan Fraksi Rakyat Kaltim berunjuk rasa di depan kantor Polda Kaltim, Jumat (10/12/2021). Mereka menagih penyelesaian kasus pelanggaran HAM yaitu masyarakat yang menjadi korban lubang tambang.
Koordinator Jatam Pradarma Rupang mengatakan, sejak tahun 2013 hingga tahun 2021, baru satu 1 kasus yang selesai hingga vonis di pengadilan.
Padahal ada 40 nyawa melayang akibat kelalaian perusahaan yang membiarkan lubang tambang.
Pelaku yang dijatuhi hukuman hanyalah seorang penjaga keamanan sekitar tambang. Itupun kata Rupang, vonis yang dijatuhkan hanya 2 bulan penjara.
“Kami sangat kecewa. Sangat tidak sebanding. Nyawa 2 anak melayang, kelalaiannya hanya dihukum 2 bulan penjara,” ujar Rupang kepada Media Kaltim di sela-sela aksi.
Di kesempatan kemarin, Jatam juga membuat laporan resmi atas pelanggaran HAM yaitu peristiwa ke-40 tewasnya anak yang menjadi korban lubang tambang.
Polda Kaltim yang diwakili Kanit Tipiter Ditkrimsus AKP Rangga menerima perwakilan Jatam tersebut.
Dalam pertemuan kedua belah pihak itu juga terungkap, bahwa ada 3 kasus yang dihentikan prosesnya dengan keluarnya Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3).
“Tadi ketika kami tanya mengapa bisa keluar SP3, apa dasarnya, jawabannya belum jelas. Kami akan terus menunggu dan kami berharap Polda Kaltim terbuka kepada publik dalam menangani kasus-kasus ini,” kata Rupang.
Sementara itu ditemui di tempat unjuk rasa, Rangga mengaku belum bisa memberikan keterangan terkait kasus yang telah dikeluarkan SP3 tersebut.
Lantaran dirinya harus berkoordinasi dengan atasan dan Bidang Humas Polda Kaltim.
“Lagipula saya juga baru saja menjabat. Nanti kawan-kawan bisa tanyakan ke Humas nanti Humas yang meminta data ke kami dan akan diberikan,” ujar Rangga.
Unjuk rasa Jatam ini diwarnai dengan aksi membentangkan spanduk bertuliskan “Tangkap, Adili dan Penjarakan Pelaku Pelanggaran HAM”.
Mereka berunjuk rasa dengan membawa sejumlah foto dan kliping berita peristiwa pelanggaran HAM yang terjadi di wilayah tambang. Diantaranya foto 40 anak yang tewas karena menjadi korban lubang tambang. (bdu)