spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Jangan Cari Musuh dan Ambisius Meraih Jabatan Politik, Jalan Hidup  Safuad Jadi Legislator 3 Periode

SAFUAD, anggota DPRD Kaltim, dulunya hanya karyawan sebuah pabrik kayu di Palaran, Samarinda. Sedikitpun tak ada cita-cita untuk menjadi legislator, seperti yang digelutinya saat ini.

Semua bermula dari ajakan seorang pengurus Anak Ranting PDI Perjuangan tahun 1999 silam. Karena gemar berkumpul, berorganisasi, Safuad mengiyakan ajakan tersebut. Apalagi sosok Soekarno sebutnya, adalah tokoh inspirasinya sehingga tak ada alasan untuk menolak ajakan itu.

“Tahun 1999 saya pengurus anak ranting, tak lama kemudian saya dipercaya untuk jadi PAC ( Pimpinan Anak Cabang) PDI Perjuangan Palaran. Dari situlah saya kemudian didorong untuk maju mencalonkan diri,” jelasnya, Selasa (11/10/2022).

Ia mengaku sempat bimbang untuk maju sebagai caleg. Musababnya, ia hanya anak petani. Tak ada bekal, atau pengalaman untuk berlaga dalam politik. Apalagi, ia mendapat perintah dari partai untuk maju sebagai caleg DPRD Kaltim di daerah pemilihan Bontang, Kutim, dan Berau, yang notabene tak punya jejaring di ketiga daerah itu.

“Saya cuma anak petani di Kalimantan Barat, merantau ke Kaltim. Kakak saya tidak ada yang sekolah, cuma saya yang nekat untuk sekolah dan merantau. Makanya saya bilang nggak ada cita-cita jadi anggota dewan,” ucap anak ke-8 dari sembilan bersaudara ini.

“Nah, karena di pabrik tempat bekerja dulu ada ribuan orang, saya kenalan dengan mereka. Cari tahu, siapa ada teman, keluarga di sana (Bontang, Kutim, dan Berau). Kemudian saya tanya alamat satu per satu dan saya datangin itu. Saya sampai naik ojek ke titik itu, dan dibantu. Syukurnya berhasil meraih banyak suara di Sangatta,” ungkapnya.

Singkat cerita, pada periode 2004-2009, ia menduduki suara kedua terbanyak di PDI Perjuangan pada dapil Bontang, Kutim, dan Berau. Namun PDI Perjuangan hanya mendapat jatah satu kursi. Kendati demikian, takdir berkata lain, ia berhasil duduk sebagai anggota DPRD Kaltim karena terjadi Pergantian Antar Waktu (PAW).

“Saya juga nggak nyangka sebetulnya, memang mungkin jalan hidup saya. Periode 2009-2014 terpilih, sampai periode ini masih jadi juga. Artinya saya yang dulunya tidak ada niatan dan ambisi, bisa tetap terpilih,” ungkapnya.

Pria yang genap berusia 60 tahun ini menyatakan, syahwat untuk berpolitik sempat redup untuk kembali maju pada Pileg 2024 mendatang. Namun setelah beberapa kali turun ke masyarakat, gelombang dukungan masih besar memintanya untuk kembali maju.

“Dan partai meminta untuk kembali maju, ada aja sebenarnya yang bilang jangan maju karena susah untuk terpilih lagi. Tapi saya optimistis di 2024. Kuncinya saya mengalir saja, dan saya ingat kata seorang teman yang dulu di dewan juga. Jangan cari musuh, jangan ambisius untuk meraih jabatan politik,” pungkasnya.(eky)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti