Setelah berlangsung sejak Oktober 2023, konflik antara Israel dan Palestina akhirnya berakhir dengan tercapainya kesepakatan gencatan senjata pada Rabu, 15 Januari 2025 di Qatar. Kesepakatan ini diharapkan menjadi awal dari proses perdamaian yang berkelanjutan bagi kedua pihak.
Isi Perjanjian Gencatan Senjata:
- Syarat dari Hamas kepada Israel:
- Membebaskan tahanan Palestina.
- Menarik pasukan dari wilayah padat penduduk di Gaza.
- Membuka jalur bantuan kemanusiaan.
- Mengizinkan warga sipil Palestina meninggalkan Gaza untuk perawatan medis.
- Membuka perlintasan Rafah-Mesir.
- Tindak Lanjut Hamas:
- Jika seluruh persyaratan dipenuhi, Hamas akan membebaskan seluruh tahanan Israel yang masih hidup.
- Rencana Rekonstruksi Gaza:
- Penyusunan rencana rekonstruksi Gaza selama 3-5 tahun ke depan akan dimulai segera setelah semua persyaratan dipenuhi.
Gencatan senjata dijadwalkan berlaku efektif mulai 19 Januari 2025.
Kronologi Konflik Israel-Palestina:
- 7 Oktober 2023: Hamas menyerang area selatan Israel.
- 13 Oktober 2023: Israel menyerang balik penduduk Gaza.
- 21 November 2024: Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel.
- 2 Desember 2024: Presiden AS terpilih Donald Trump berjanji akan mengambil tindakan jika tahanan di Gaza tidak segera dibebaskan.
- 15 Januari 2025: Negosiasi gencatan senjata selesai dengan kesepakatan kedua pihak.
Dampak Konflik bagi Palestina (Data OCHA, per 16 Januari 2025):
- Korban meninggal: 46.645 orang.
- Korban luka/cacat: 110.012 orang.
- Jumlah hilang: >10.000 orang.
- Pengungsi: 1,9 juta orang.
Kesepakatan ini memberikan harapan untuk perdamaian di kawasan Timur Tengah yang telah lama dilanda konflik berkepanjangan. Proses rekonstruksi Gaza dan pemenuhan syarat-syarat gencatan senjata akan menjadi ujian bagi keberlanjutan perjanjian ini.
Sumber: Antara
Editor: Agus Susanto
