SANGATTA – Pemkab Kutim menaruh harapan besar dari investasi yang masuk di Kutim. Penanaman modal diyakini dapat menambah pundi kas daerah. Ketergantungan terhadap dana bagi hasil Pemerintah Pusat dapat berkurang.
Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Kutim, Irawansyah mengatakan, investasi dinilai memiliki potensi untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Hal ini menjadi harapan bagi tiap daerah. Investasi diprediksi bakal berefek pada penambahan sumber pendapatan.
“Dari investasi yang ada kami bisa menggali sumber-sumber baru PAD,” ucap Irawansyah.
Sumber baru yang dimaksud, seperti pajak kendaraan dari perusahaan. Begitu juga dengan retribusi kendaraan berat. Belum lagi penambahan Pajak Bumi Bangunan (PBB) dari kantor perusahaan. “Ataupun izin retribusi usaha. Bisa saja dari anak perusahaan yang dibuat oleh investor,” paparnya.
Efek domino lainnya adalah penambahan penduduk yang berasal dari karyawan perusahaan. Otomatis juga akan menambah pemasukan retribusi daerah. “Jadi saya yakin pajak daerah nilainya juga akan meningkat,” imbuhnya.
Seperti diketahui, saat ini ada beberapa penanaman modal besar datang ke Kutim. Pertama, gabungan tiga perusahaan raksasa yang membangun pabrik metanol batu bara. Nilai investasinya mencapai Rp 30 triliun. Ada pula pabrik semen dengan nilai investasi Rp 14 triliun. Belum lagi investasi skala nasional yang jumlahnya tidak sedikit di Kutim.
Apalagi Pemkab Kutim juga sedang berupaya menarik investasi baru. Penguatan industri hilir kelapa sawit jadi proyeksi utama. Sehingga produk turunan langsung bisa diolah di Kutim. Walaupun sejauh ini belum ada investor yang berminat. Tapi rencana ini bakal menjadi pundi baru kas daerah. “Pemkab mau industri olahan sawit ada di sini. Ini juga bagus untuk PAD,” sebutnya.
Irawansyah mengakui memang masih perlu optimalisasi PAD. Terkait hal tersebut ia memastikan bakal ada pembenahan. Termasuk mendorong instansi terkait dapat menggali potensi PAD bagi daerah. “Kami akan siapkan berbagai rencana. Semua sektor potensi PAD akan digarap,” tandasnya. (ref/adv)