JAKARTA – Menteri BUMN Erick Thohir masih akan melanjutkan perombakan perusahaan pelat merah. BUMN yang akan disasar adalah PT Pupuk Indonesia (Persero). Dalam perombakan ini, Erick mengatakan ada hal yang seru seperti halnya pada BUMN perkebunan.
“Termasuk Pupuk ini battlefield yang baru karena nanti lah kita lihat perubahan komisaris dan direksi pasti seru juga nih kayak di Perkebunan pokoknya apa yang kita lakukan pasti dikecam, nggak apa-apa kita jalan terus yang penting kita lillahi ta’ala aja, kita kerja bener kok,” kata Erick dalam webinar Kingdom Business Community, Kamis kemarin (2/7/2020) seperti yang dilansir finance.detik.com.
Menurut Erick, saat ini pihaknya fokus menyelesaikan permasalahan subsidi. Yang jadi masalah, kata dia, subsidi lari ke korporasi. “Kita ini subsidi buat petani, yang dapat korporasi bagaimana sekarang kesenjangan sosial ini gap-nya akan terus lebar, kita nggak mau ada social unrest,” ujarnya.
Dikatakannya, pihaknya akan melakukan terobosan di Pupuk Indonesia. Tapi, ia tak memberikan penjelasan lebih lanjut. “Di Pupuk kita akan bikin terobosan tapi saya nggak bisa cerita panjang, tunggu tanggal mainnya seru lah,” ujarnya.
Perusahaan pelat merah terkena dampak yang cukup parah karena covid 19. Setoran dividen tahun depan diperkirakan anjlok cukup dalam. Erick sendiri mulanya optimistis tahun depan dividen BUMN lebih tinggi dari tahun ini. Tahun ini, BUMN menyetorkan dividen Rp 43 triliun.
Dia mengatakan, tahun depan dividen BUMN diperkirakan hanya 25% dari tahun ini atau sekitar Rp 10 triliun hingga Rp 15 triliun. “Kita punya dividen yang tadinya saya optimis 2021 meningkat, dengan adanya COVID ini kalau bisa 25% tahun ini kira-kira Rp 10 triliun-15 triliun,” katanya. Erick menjelaskan, BUMN sama halnya dengan swasta yakni korporasi. Saat pandemi seperti sekarang ini, 90% BUMN terdampak.
“Sama seperti temen-temen swasta, BUMN tidak lain korporasi di sini kita sangat terganggu COVID baik supply, demand, operasional, financial semua terganggu kita 90% kena, hanya 10% yang sustain hari ini seperti Telkom, Telkomsel atau mungkin industri farmasi seperti Biofarma, Kimia Farma,” ungkapnya. (dtk/gs)