spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Inflasi Akhir 2024 di Balikpapan dan PPU Dipicu Penurunan Pasokan Pangan

BALIKPAPAN – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan mencatat, IHK Kota Balikpapan pada bulan Desember 2024 kembali berstatus inflasi. Sesuai rilis Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Kota Balikpapan berada di level 0,33 persen.

Capaian inflasi bulanan tersebut membuat level inflasi tahunan Kota Balikpapan menjadi sebesar 1,11 persen, lebih rendah dibandingkan inflasi nasional 1,57 persen dan inflasi gabungan 4 kota di Provinsi Kalimantan Timur 1,47 persen.

Kepala Kantor Perwakilan BI Balikpapan, Robi Ariadi mengatakan, komoditas penyumbang inflasi tertinggi secara month -to-month di Kota Balikpapan pada bulan Desember 2024 antara lain ikan layang, kangkung, air kemasan, bayam dan tomat.

“Kenaikan harga pada komoditas tomat dan ikan layang disebabkan oleh pasokan yang menurun akibat curah hujan yang tinggi. Selanjutnya, kenaikan harga air kemasan disebabkan oleh kenaikan harga dari distributor,” ujarnya, Selasa (7/1/2025).

Lebih lanjut Robi Ariadi menjelaskan, adapun kenaikan harga pada bayam dan kangkung dikarenakan permintaan yang meningkat. Di sisi lain, beberapa komoditas mengalami penurunan harga (deflasi) sehingga menahan inflasi lebih lanjut antara lain angkutan udara, sabun mandi cair, dan emas perhiasan.

“Penurunan harga pada angkutan udara dikarenakan adanya kebijakan penurunan tarif tiket pesawat udara di periode HBKN Nataru. Adapun penurunan harga sabun mandi cair dikarenakan penurunan harga dari distributor. Selanjutnya penurunan harga emas perhiasan dikarenakan adanya penurunan harga emas secara global,” jelasnya.

Senada dengan Kota Balikpapan, IHK Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) pada bulan Desember 2024 juga mengalami inflasi sebesar 0,78 persen. Sementara secara tahunan, inflasi IHK Kabupaten PPU adalah sebesar 1,25 persen, lebih rendah dibandingkan inflasi nasional 1,57 persen dan inflasi gabungan 4 kota di Provinsi Kalimantan Timur 1,47 persen.

“Penyumbang terbesar inflasi di PPU terutama bersumber dari Kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil sebesar 1,96 persen. Berdasarkan komoditas, penyumbang inflasi tertingginya yaitu tomat, sawi hijau, ikan layang, daging ayam ras, dan bayam. Kenaikan harga komoditas tomat, sawi hijau, bayam, dan ikan layang disebakan oleh pasokan yang menurun akibat curah hujan yang tinggi. Adapun kenaikan harga pada daging ayam ras dikarenakan permintaan yang meningkat,” tambahnya.

Capaian inflasi tahunan Kota Balikpapan dan Kabupaten PPU pada akhir Desember 2024 lebih dipengaruhi oleh sisi supply  komoditas pangan dan berada dalam level terjaga, meskipun masih berada sedikit di bawah rentang sasaran inflasi nasional yaitu 2,5 persen +1 persen. Ke depan, akselerasi belanja daerah, serta berbagai kegiatan MICE (meetings, incentives, conferences, and exhibitions) diperkirakan akan meningkatkan sisi permintaan.

“Hal ini selaras dengan hasil survei Konsumen di Kota Balikpapan yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan pada Desember 2024, level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini masih menunjukkan optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi, meskipun sedikit melambat dibanding bulan sebelumnya,” ujar Robi lagi.

Hal ini ditunjukkan oleh Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) tercatat sebesar 143 persen. Keyakinan konsumen yang tetap optimis didorong oleh keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini (IKE) dan ekspektasi kondisi ekonomi kedepan (IEK). Hal ini ditunjukkan dengan capaian kedua indeks tersebut dalam level yang optimis. Daya beli masyarakat yang terjaga juga ditunjukkan oleh peningkatan jumlah transaksi QRIS di Kota Balikpapan dan Kabupaten PPU pada bulan November 2024 masing-masing sebesar 2,30 persen dan 3,47 persen dibanding periode Oktober 2024.

“Namun demikian, ke depan, inflasi daerah perlu terus diwaspadai seiring peningkatan sisi permintaan di tengah kondisi curah hujan yang cukup tinggi yang berpotensi mengganggu ketersediaan pasokan pangan seperti tomat, cabai rawit, dan cabai merah yang saat ini harganya terindikasi meningkat,” tutupnya.

Peningkatan sisi permintaan termasuk seiring kenaikan UMK Kota Balikpapan dan Kab. PPU tahun 2025, perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional yang diperkirakan lebih festive (bulan Ramadlan) dan gelaran beberapa event di tahun mendatang, termasuk berlanjutnya geliat pembangunan infrastruktur di IKN, diprakirakan akan mendorong konsumsi dan turut memengaruhi inflasi.

Penulis: Aprianto
Editor: Nicha R

16.4k Pengikut
Mengikuti