spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Indonesia Kini Miliki Perhimpunan Farmasi Militer

KETUA Umum Pengurus Pusat Apoteker Indonesia, Apt Drs Nurul Falah Eddy Pariang, Rabu (25/8/2021) melantik Perhimpunan Farmasi Militer dan Perhimpunan Saintis Farmasi Indonesia. Pelantikan menandai ditutupnya Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Ikatan Apoteker Indonesia 2021 secara daring, yang berlangsung sejak Senin (23/8/2021) lalu.

Pagi harinya atau Kamis (26/8/2021), dilanjutkan dengan pembukaan Pekan Ilmiah Tahunan (PIT) yang akan berlangsung hingga Sabtu (28/8/2021). Nurul Falah dalam Rakernas sebelumnya mengatakan, Indonesia sedikit tertinggal dalam hal pengembangan Perhimpunan Farmasi Militer (Hisfarmil) sebab Malaysia dan Singapura sudah lebih dulu memilikinya.

‘’Setiap kali pertemuan FIP (The International Pharmaceuticl Federation), organisasi farmasi sedunia, selalu ada seksi farmasi militer, dan kedua negara tetangga kita selalu menghadirkan perwakilannya dengan menggunakan seragam militer lengkap. Alhamdulillah, kini Indonesia juga sudah memiliki Perhimpunan Farmasi Militer,’’ ungkap Nurul Falah di depan sidang pleno Rakernas IAI 2021.

Hal senada disampaikan Prof Dr Apt Yahdiana Harahap MSi, yang merupakan salah satu pelindung Hisfarmil. Yahdiana saat ini adalah Guru Besar Fakultas Farmasi UI dan juga Dekan Fakultas Farmasi Universitas Pertahanan.

‘’FIP sudah memiliki seksi Farmasi Militer sejak tahun 1952, jadi kalau Indonesia baru memiliki sekarang, sebenarnya bisa dikatakan terlambat. Pendidikan Farmasi Militer sangat berbeda dibanding pendidikan farmasi pada umumnya. Di farmasi militer ada kurikulum pendidikan kemiliteran,’’ terang Yahdiana.

Sore itu, Nurul Falah melantik Ketua Perhimpunan Farmasi Militer Kolonel Kes Dr Apt Drs Yuli Subiakto, MSi, Sekretaris Dr Apt Bantari Wisnu KW, M.Biomed, Bendahara Apt Editha Romesten, MSc. Dewan Penasehat antara lain Rektor Universitas Pertahanan, Kepala RSPAD Gatot Soebroto, Kepala Puskes TNI, Kepala Puskes AD dan Dekan Fakultas Farmasi Militer Universitas Pertahanan.

Dalam kesempatan itu, Yuli Subiakto mengatakan pentingnya dibentuk Perhimpunan Farmasi Militer, mengingat prajurit TNI bekerja dalam lingkungan yang sangat berbeda dibanding masyarakat pada umumnya. Perubahan lingkungan kerja tersebut berdampak terhadap fisiologis tubuh, nasib obat dalam tubuh, nasib makanan dan minuman, sehingga prajurit TNI perlu dilatih indoktrinasi dan latihan fisiologi (aerofisiologi, hiperbarik fisiologi).

Menurut Yuli, saat ini kemandirian farmasi nasional masih merupakan cita-cita bangsa dalam wujudkan kedaultan bidang kesehatan. Upaya mengembangkan formula sediaan farmasi, bahan baku aktif, bahan tambahan, bahan pengemas (antibiotika), nonantibiotika, simtomatik, suplemen, PKRT, alkes habis pakai dengan memanfaatkan sumberdaya alam (tumbuhan, hewan, dan mineral).

Pengembangan farmasi militer dilakukan dalam rangka dukungan kesehatan, kosmetika militer, nutrasetikal militer, toksikologi militer, ransum militer, bahan dekontaminasi CBRNE, pengendali huru-hara yang aman (riot control agent) dan pelayanan kesehatan masyarakat.

Untuk itu Kemhan dan TNI mengembangkan industri farmasi, biomedis dan vaksin, antara lain melalui Lembaga Farmasi Puskesad, Lembaga Biomedis Puskesad, Lembaga Biologi dan vaksin Puskesad, Lembaga Farmasi Angkatan, Laut dan Lembaga Farmasi Angkatan Udara.

Dalam kesempatan yang sama, Nurul Falah juga melantik pengurus Perhimpunan Saintis Farmasi Indonesia yang diketuai oleh Apt Firzan Naimu, M. Biomed.Sc, PhD dengan Sekretaris Apt Muh Akbar Bahar, M.Pharm, PhD dan Bendahara Apt Eka Noviana, MS, PhD

Dewan penasehat antara lain Prof Dr Apt Yahdiana Harahap, MS, Prof Dr Apt Elly Wahyudin, DEA dan Prof Dr Apt Edy Meiyanto, MSi. (*/rls)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img