SAMARINDA – Kehadiran ibu kota negara di Kaltim disebut mengancam kesenian dan kebudayaan lokal. Tanpa persiapan yang baik sejak dini, seni dan budaya diyakini akah hilang ditelan peradaban modern yang dibawa ibu kota. Sadar akan hal tersebut, pemerintah daerah dan sejumlah pelaku seni lokal menyiapkan upaya.
Salah satu upayanya adalah membentuk Persatuan Artis, Penyanyi, Pemusik, dan Pencipta Lagu Republik Indonesia (PAPPRI). Pada Selasa (1/3/2022), Dewan Pengurus Daerah (DPD) PAPPRI Kaltim dilantik Wakil Sekretaris Jenderal DPP PAPPRI, Mila Rosa, di Samarinda. Pelantikan DPD yang diketuai Rusmadi Wongso ini dihadiri Gubernur Kaltim, Isran Noor; dan Wakil Gubernur Kaltim, Hadi Mulyadi.
Dalam acara tersebut, Wakil Ketua II DPD PAPPRI Kaltim, Aji Mohammad Mirza Ferdinand Hakim, sempat mengisi hiburan dengan bernyanyi. Mantan personel Jikustik itu membawakan beberapa lagu seperti Aku Bukan Untukmu, Setia, dan Saat Kau Tak di Sini.
Kepada kaltimkece.id jaringan mediakaltim.com, Icha Jikustik, panggilan Ferdinand Hakim, menjelaskan tugas utama PAPPRI Kaltim adalah mengangkat harkat dan martabat para penyanyi, pemusik, dan pencipta lagu. Hal ini dilakukan agar para pelaku seni memiliki kehidupan yang layak dan berkesinambungan dari karya-karyanya.
“Sehingga kami bisa berperan dalam membangkitkan ekonomi kreatif yang digaung-gaungkan oleh pemerintah pusat,” jelasnya.
Dia berharap, pemda bisa terlibat dalam upaya ini. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah membentuk Peraturan Daerah (Perda) Ekonomi Kreatif. Selain itu, membentuk perusahaan daerah yang fokus menangani ekonomi kreatif Kaltim, dari kesenian, budaya, UMKM, lagu-lagu komersil, hingga artis-artis lokal.
“Dengan begitu, musisi tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri dan keluarganya tetapi bermanfaat untuk daerah karena meningkatkan pendapatan asli daerah,” ucap Icha Jikustik.
Dia juga mengatakan, keberadaan IKN Nusantara di Kaltim akan menjadi ancaman bagi seni dan budaya lokal bila tidak disikapi dengan bijak. Kehadiran PAPPRI Kaltim disebut untuk menjaga seni dan budaya dari ancaman tersebut
“IKN akan membentuk peradaban baru dari budaya baru di Kaltim sehingga kesenian dan kearifan lokal bisa saja berangsur-angsur menghilang atau punah,” kata Icha Jikustik.
Sementara itu, Mila Rosa meminta, DPD PAPPRI Kaltim, yang memiliki masa periode 2022-2027, bersiap menyambut pemindahan IKN. Persiapan yang bisa dilakukan yakni bekerja sama dengan pemerintah. Kemudian, menciptakan sumber daya manusia yang berkompeten dan profesional.
“Tentunya disertai pengabdian total terhadap pengembangan musik Kaltim,” ujarnya. Dia berharap, DPD PAPPRI Kaltim dapat menghimpun para pencipta lagu, penyanyi, dan pemusik Kaltim yang mampu mengisi kebutuhan industri musik digital dan nondigital serta entertainment di sektor pariwisata.
Pada kesempatan yang sama, Rusmadi Wongso memastikan, DPD PAPPRI Kaltim menjaga keberlangsungan musik etnik lokal agar bisa berjaya di industri musik Tanah Air. Dengan budaya, kata Wakil Wali Kota Samarinda itu, dapat menjaga kesatuan bangsa. Selain itu, budaya juga dapat menciptakan generasi bangsa yang berkualitas, berkarakter, dan berintegritas. “Kalau sudah mencintai bangsa, berarti anak-anak kita sudah mencintai budaya,” jelasnya.
Gubernur Isran Noor pun meminta, DPD PAPPRI Kaltim harus memajukan budaya lokal, nasional, hingga internasional. Salah satu caranya, PAPPRI harus menciptakan produk-produk yang berkualitas. (kk)