spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

HUT ke-44, PKT Fokus Gunakan Energi Terbarukan

BONTANG – PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim/PKT) pada 7 Desember 2021 berulang tahun ke-44 tahun. Momen ini menjadi pertanda peralihan, dari industri yang menggunakan energi fosil menuju industri yang memanfaatkan energi terbarukan.

“Dunia telah sepakat bahwa penggunaan bahan bakar fosil harus berkurang. Terlihat dari konsensus yang disetujui 196 negara untuk mengakhiri penggunaan bahan bakar fosil di konferensi COP26 yang berakhir pada 13 November lalu,” kata Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi.
Dengan begitu, lanjut Rahmad, tantangan PKT di masa depan adalah mengimplementasikan strategi pertumbuhan kedua ke arah industri kimia yang berbasis renewable. Roadmap tersebut akan terus dikembangkan dengan fokus pada 3 fondasi utama.

Ketiga fondasi tersebut, tambah Rahmad, adalah efisiensi energi lewat digitalisasi, diversifikasi usaha dengan bahan baku energi terbarukan dan melakukan praktik ekonomi sirkular guna memanfaatkan emisi produksi menjadi komoditas bisnis baru.

Saat ini Indonesia menargetkan akan mewujudkan emisi nol bersih (net zero emission) pada 2060. Langkah strategis yang tengah diterapkan pemerintah diantaranya mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.

Berbagai pihak juga kini semakin kritis dalam menilai bisnis berdasarkan kredensial lingkungan mereka dan bagaimana para investor saat ini sangat mempertimbangkan aspek Environment, Social dan Governance (Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola – ESG) dalam membuat keputusan bisnis. Sejalan dengan target tersebut, PKT menyiapkan sejumlah inisiatif strategis di fase pertumbuhan keduanya.

Pertama, PKT baik secara organik dan anorganik terus memacu pertumbuhan perusahaan, diantaranya melalui diversifikasi usaha. Praktik ini tengah menjadi fokus PKT, selain karena potensi yang menjanjikan, hal ini diyakini mampu mendukung terciptanya emisi nol.

“Salah satu strategi utama yang akan kami gerakkan adalah proses hilirisasi atau memproduksi produk turunan amoniak dan urea. Selain itu, PKT juga tidak hanya akan melakukan ekspansi, namun juga akan melakukan diversifikasi ke produk-produk berbasis gas alam lainnya,” tambah Rahmad.

Selanjutnya, PKT berupaya menjadikan emisi gas buang sebagai komoditas bisnis baru dengan menjalankan praktik ekonomi sirkular. Dengan memanfaatkan zat yang normalnya hanya menjadi emisi gas buang, tidak hanya mampu menciptakan komoditas baru, tetapi juga dapat menghasilkan bisnis yang lebih hijau. PKT sedang menjajaki pemanfaatan produk samping berupa karbon dioksida (CO2) untuk dijadikan komoditas baru, diantaranya adalah soda ash.

Selain CO2, PKT juga telah memiliki salah satu bahan baku lainnya yang diperlukan yakni amoniak. Hal ini menandakan kemampuan perusahaan dalam mengoptimalkan potensi produk yang dimiliki untuk dimanfaatkan menjadi produk turunan yang memiliki nilai tambah.

Terakhir, digitalisasi juga menjadi strategi bisnis yang diterapkan secara menyeluruh PKT. Pasalnya, dari jalur produksi, distribusi, hingga pengolahan lahan, seluruhnya telah menerapkan teknologi digital. Dalam proses produksi, PKT memiliki smart production yang mampu meningkatkan produktivitas. Lalu proses distribusi pupuk dipantau menggunakan sistem DPCS (Distribution Planning and Control System) yang memudahkan perusahaan dalam memonitor proses pengiriman pupuk dari pabrik di Bontang ke gudang-gudang di daerah.

“PKT berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional. Kami menyadari dalam menjalankan aktivitas bisnis harus dibarengi dengan tanggung jawab diantaranya terhadap lingkungan untuk menunjang keberlanjutan. PKT semangat dan siap dalam mendukung upaya pemerintah dalam mewujudkan emisi nol bersih pada 2060 mendatang,” tutup Rahmad. (rls)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti