Beranda BONTANG Hindari Learning Loss, Kemitraan  Orangtua dan Guru Wujudkan Learning Recovery

Hindari Learning Loss, Kemitraan  Orangtua dan Guru Wujudkan Learning Recovery

0
Hindari Learning Loss,  Kemitraan  Orangtua dan Guru Wujudkan Learning Recovery

MENYAMBUNG tulisan saya terdahulu, yakni tentang Hindari  Learning Loss dan Loss Stimulating, yang dimuat di Media Kaltim, awal September lalu, bahwa satu kekhawatiran jika pembelajaran jarak jauh (PJJ) terus dilakukan yakni terjadinya learning loss di kalangan siswa.

Kita tahu bahwa learning loss adalah menurunnya kompetensi belajar siswa. Contoh nyata learning loss ini bisa dilihat pada kemampuan anak membaca dan berhitung akan berkurang signifikan.  Direktur Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset Muhamad Hasbi mengajak para pelaku dan pegiat pendidikan agar menjadi pelopor untuk mencegah learning loss.

Menurut Hasbi, learning loss memiliki dampak yang sangat besar bukan hanya terhadap peserta didik. Tetapi juga bagi nasib dan majunya bangsa Indonesia.

Jika learning loss terus terjadi dan tidak segera diatasi, maka dalam waktu kurang lebih 15 tahun lagi bangsa ini akan mengalami kehilangan generasi penerus yang berkualitas.

“Potensi learning loss adalah suatu hal yang sulit dihindari saat diberlakukan dimasa diberlakukannya PJJ. PJJ yang saat berjalan malah lebih terkesan penugasan jarak Jauh, bukan pembelajaran jarak jauh,” ungkap Hasbi seperti dikutip dari laman Ruang Guru PAUD Kemendikbud Ristek, Jumat (7/5/2021).

Tim Guru berusaha memberikan bahan bermain dan belajar yang mudah dimengerti orangtua untuk selanjutkan dibimbing kan pada anak di rumah.

HINDARI LEARNING LOSS ADA ANAK USIA DINI
Usia  dini sering disebut golden age atau usia emas perkembangan. Tahapan usia ini hanya terjadi sekali seumur hidup, artinya kita sebagai orang tua atau guru hendaknya mampu mengoptimalkan masa emas ini untuk memberikan stimulasi yang tepat pada anak. Oleh karena masa ini hanya terjadi sekali seumur hidup, perkembangan anak usia dini tidak bisa disepelekan.

Apalagi, saat ini kita sedang menghadapi pandemi COVID-19 yang tak kunjung usai, dikhawatirkan  anak  akan kehilangan banyak kesempatan untuk belajar. Oleh karenanya kita sebagai orang tua perlu bekerja sama dengan guru, menjalin kemitraan yang erat untuk memastikan anak usia dini tetap mendapatkan stimulasi di rumah.

Kondisi seperti saat ini, sebaiknya anak harus diberi pemahaman sederhana tentang Covid-19, agar membuat anak memahami kondisi lingkungan dan situasi umum yang berubah akibat virus yang sangat menular ini. Lebih lanjut, anak perlu terus dimotivasi agar mempunyai kesadaran diri dalam menjaga kebersihan seperti sering mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumuman, serta makan makanan yang bergizi

KOMITMEN LEMBAGA SEKOLAH
Komitmen lembaga sekolah untuk mengoptimalkan pembelajaran merupakan kunci penting untuk keberhasilan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau Belajar Dari Rumah (BDR) di tengah situasi pandemi. Ini bukan berarti, tanggung jawab sekolah diserahkan sepenuhnya kepada orang tua untuk melaksanakan seluruh kegiatan pembelajaran.

Sekolah tetap harus menjaga komitmennya dan bertanggung jawab untuk mengupayakan pembelajaran yang optimal bagi anak. Tanggung jawab utama sekolah selama BDR mencakup, penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan melakukan penilaian perkembangan anak.

Rencana pembelajaran yang disusun juga harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi secara umum masing-masing anak di rumah. Artinya, pembelajaran yang disusun harus bersifat fleksibel atau terbuka, misalnya menggunakan alat dan bahan yang mudah diperoleh oleh orang tua, memfasilitasi dengan bahan pelajaran yang bisa dimengerti oleh orangtua yang akan diteruskan ada anak-anak mereka di rumah.

KEMITRAAN ORANGTUA DAN GURU WUJUDKAN LEARNING RECOVERY
Hasil pembelajaran yang optimal bagi anak juga akan tercapai ketika guru bekerja dalam kemitraan dengan keluarga sang anak. Keluarga adalah guru pertama dan paling berpengaruh bagi tumbuh kembang anak-anak. Guru juga diharapkan dapat mengarahkan dan mendampingi orang tua untuk melibatkan anak dalam kegiatan-kegiatan yang sesuai minat anak dan perkembangannya.

Selanjutnya, guru perlu menjaga komunikasi dengan orang tua, salah satunya melalui teknologi komunikasi seperti telepon atau sarana media sosial yang dapat mendukung proses BDR tersebut. Selain itu, sepakati bersama tentang jadwal untuk berkomunikasi, seperti; sekedar bertanya jawab, atau mendiskusikan pendekatan apa yang terbaik bagi anak, termasuk refleksi aktivitas belajar anak di rumah. Rutinkan pertemuan dengan wali murid atau orangtua sebulan satu kali, untuk penguatan orangtua mendidik dan mendampingi anak belajar di rumah. Satu hal yang harus ditekankan, apa pun aktivitas pembelajaran anak di rumah hendaknya dapat dilakukan melalui aktivitas bermain, aalagi untuk anak usia dini.

Guru harus mengingatkan orang tua agar tidak memaksa anak belajar layaknya orang dewasa. Lebih lanjut, guru juga dapat memberikan petunjuk-petunjuk praktis dan beragam ide kegiatan bermain yang menyenangkan dan bermakna yang dapat orang tua lakukan bersama anak di rumah.

Karenanya proses tumbuh kembang anak tidak terlepas dari keterlibatan berbagai pihak, diantaranya orangtua atau keluarga, sekolah, dan masyarakat pada umumnya. Ketiga pihak ini hendaknya mampu saling bekerja sama atau “bermitra” dan bergerak bersama, agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Terlebih di masa pandemi Covid-19 ini, kemitraan sangatlah dibutuhkan agar tidak terjadi learning loss atau hilangnya kesempatan belajar bagi anak-anak kita.

Sistem kemitraan yang berbasis komunitas dan berkelanjutan, serta gerak bersama, dipandang sebagai kunci utama dalam upaya mengatasi hilangnya kesempatan belajar. Bahkan, model kemitraan ini juga dapat dijadikan sebagai upaya pemulihan kesempatan belajar (learning recovery) yang selama ini dirasa belum optimal. (**)

Oleh: Muthi’  Masfu’ah, AMd, CN NLp, Direktur Pelaksana Yayasan RK Salsabila, Penulis dan Koordinator ABI Literasi Kaltim

TIDAK ADA KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Exit mobile version