spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Hindari Bentrok dengan Pemilik Tambang Diduga Ilegal, Warga Desa Sumber Sari Batal Pasang Portal

TENGGARONG – Warga Desa Sumber Sari, Kecamatan Loa Kulu, kembali merespons kegiatan yang diduga aktivitas pertambangan batu bara ilegal di wilayah mereka. Tepatnya di RT 5 Dusun Dua, Desa Sumber Sari. Aksinya dilakukan puluhan warga, Kamis (9/3/2023) pagi.

Dikatakan Kepala Dusun Dua, Dedi, bahwa aksi puluhan warga yang turun ke lokasi yang diduga ditambang secara ilegal oleh oknum warga setempat. Rencananya akan dipasang portal, agar tidak dilalui oleh kendaraan alat berat maupun yang mengangkut logistik dan bahan bakar.

Namun, rencana mendirikan portal di jalan tersebut akhirnya diurungkan warga Desa Sumber Sari. Lantaran menghindari adanya aksi anarkis dari kedua belah pihak, baik itu warga yang menentang aktivitas pertambangan ilegal, maupun warga lokal yang mengaku memiliki lahan yang digarap. Bahkan sempat terjadi adu mulut antara kedua belah pihak, dan semakin memanas.

“Tadi (pemilik lahan) keberatan karena tidak diundang, akhirnya kesepakatan warga kita akan rapatkan ulang,” ujar Kepala Dusun Dua, Dedi, kepada mediakaltim.com, Kamis (9/3/2023).

BACA JUGA :  Kukar Perlu Perda Perlindungan Jalan, Banyak Pertambangan dan Perkebunan

Tindak lanjutnya, dalam waktu dekat akan kembali mengumpulkan warga, dan menyatukan suara. Dengan turut menghadirkan ketua RT di sekitar wilayah lokasi pertambangan yang diduga ilegal dan terdampak. “Kita dengarkan warga maunya seperti apa, keputusan warga yang paling banyak itu kita pakai,” lanjutnya.

Sementara itu, Kades Sumber Sari, Sutarno, membenarkan rencana memportal jalan ditunda. Dengan alasan, tidak ingin suasana semakin panas dan berakhir ricuh.

Terlebih saat si penambang yang juga warga Loa Kulu menemui sekelompok warga. Yang dikesalkan warga, dikatakan Sutarno, karena kendaraan milik penambang lalu lalang menggunakan jalan usaha tani milik warga yang membawa solar dan logistik.

“Langkah setelah ini, pihak penambang minta diundang difasilitasi untuk ketemu warga karena tidak diundang saat rapat,” tutup Sutarno. (afi)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img