BALIKPAPAN – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Balikpapan, bersama Kementerian Agama (Kemenag) dan Pemerintah Kota Balikpapan melaksanakan pemantauan hisab untuk melihat penetapan Hari Raya Idulfitri tahun 2025, di Balikpapan Islamic Center (BIC), Sabtu (29/3/2025).
Kepala Stasiun Geofisika Balikpapan, Rasmid, mengatakan bahwa berdasarkan hisab yang dilakukan BMKG, konjungsi atau istimak momen ketika matahari, bulan dan bumi berada dalam satu garis lurus terjadi pada Sabtu (29/3/2025) pukul 18.58 Wita, sementara waktu Maghrib di wilayah Indonesia Tengah jatuh pada pukul 18.23 Wita, yang berarti konjungsi terjadi setelah matahari terbenam.
“Karena konjungsi terjadi setelah Maghrib, maka kemungkinan besar puasa Ramadan tahun ini akan digenapkan menjadi 30 hari,” ujarnya.
Lebih lanjut Rasmidi menjelaskan, dalam penentuan awal bulan Hijriah, umumnya konjungsi terjadi sebelum matahari terbenam. Namun, karena kali ini terjadi setelah waktu berbuka puasa, maka hilal atau bulan sabit muda masih berada di bawah ufuk, yakni dengan ketinggian minus 1 derajat.
“Kondisi ini menyebabkan hilal tidak mungkin terlihat di seluruh wilayah Indonesia, mulai dari Aceh hingga Merauke. Selain itu, jarak sudut antara pusat matahari dan pusat bulan masih sangat kecil, belum memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh Kementrian Agama Asia Tenggara,” jelasnya.
Rasmid menambahkan, kemungkinan besar puasa akan digenapkan hingga 30 hari dan 1 Syawal 1445 H akan jatuh pada Minggu, 31 Maret 2024. Namun, keputusan resmi tetap menunggu hasil Sidang Isbat yang akan dilakukan oleh Kementerian Agama RI. Data dari BMKG dan berbagai instansi terkait akan disampaikan dalam sidang tersebut sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan awal bulan Syawal.
“Pada 31 Maret, ketinggian hilal diperkirakan sudah cukup tinggi, sekitar 10 derajat, dengan umur bulan mencapai 23 jam. Dengan demikian, kemungkinan besar pada tanggal tersebut kita akan merayakan Idulfitri,” tegasnya.
“Kami tetap menunggu keputusan Sidang Isbat dari Kementerian Agama. Data dari BMKG di seluruh wilayah Indonesia akan dikirimkan dan dijadikan dasar dalam sidang tersebut,” tutupnya.
Penulis: Aprianto
Editor: Nicha R