spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Heni Misinem asal Tenggarong Seberang, Kisah Wanita Tangguh di Balik Sukses Usaha Air Sari Tebu

WANITA paruh baya dengan lincah memilah tebu. Membersihkannya hingga lepas dari batangnya, dan memasukkannya ke mesin peras tebu untuk menghasilkan air tebu alami tanpa campuran. Hanya dengan Rp5.000, Anda bisa mendapatkan es sari tebu murni.

Adalah Heni Misinem (43) yang dibantu suaminya Boyadi Siswanto, aktivitasnya setiap hari memilih tebu kuning untuk menghasilkan air tebu berkualitas.

Ada beberapa jenis tebu, termasuk tebu hitam, kuning, dan telur. Heni memilih tebu kuning karena memiliki tekstur yang bagus, mudah digiling, dan kadar gulanya maksimal.

Heni, yang berasal dari Banyumanik Semarang, mulai menjalankan usaha dagang air sari tebu murni sejak tahun 2017, sebelum pandemi COVID-19 melanda.

Usahanya ini didukung suaminya, Boyadi, yang berasal dari Banyuwangi dan telah menjadi suaminya sejak 2006.

“Alhamdulillah saat sekarang sudah ada dua hektare kebun tebu di desa Karang Tunggal L2 kecamatan Tenggarong Seberang,” tutur Ibu dari Delicia ini, saat ditemui di kiosnya, Rabu, 31 Agustus 2023.

Dalam usahanya menanam tebu, Heni menjelaskan pentingnya persiapan lahan yang bisa dialiri air di sisi-sisi barisan tebu untuk menjaga pengairan dan memupuknya.

BACA JUGA :  Santriwati Korban Pencabulan Dinikahi Pelaku secara Siri dan Tengah Hamil 

Selain itu, perlu melakukan klentek (melepaskan daun-daun di batang tebu) untuk menjaga kesehatan tanaman tebu dan mencegah serangan hama seperti kutu perisai, kutu bulu putih, atau kutu babi.

“Maka dari itu perlu dilakukan pengklentekan untuk menekan pertumbuhan hama,” papar Heni yang tinggal di RT 6 desa Karang Tunggal.

Kemasan botol yang disiapkan Sari Tebu Budhe

Pekerjaan klentek bertujuan untuk memperbaiki sirkulasi udara, menjaga kebersihan kebun, memperbanyak sinar matahari yang masuk ke batang tebu, dan meningkatkan kualitas tebangan. Klentek dilakukan saat tanaman berumur sekitar 6 bulan.

Heni memulai usahanya dengan nama “Sari Tebu Budhe” dan melihat hasilnya setelah sekitar 4 bulan berjalan.

“Kami memulai panen tidak serentak, tetapi kami pilih tebu-tebu yang sudah tua dengan kadar gula yang maksimal kemudian kami tebang. Dan keunggulan tanaman tebu ini tidak perlu ditanam lagi, karena di pangkal bekas tebangan akan muncul tunas baru,” jelas Heni yang pernah merantau ke Johor Malaysia bekerja di Pabrik Minyak Sawit.

Setiap hari, Heni membuka usahanya di pinggir jalan depan Persemaian, sekitar 100 meter dari Simpang Tiga Patung Lembuswana, jalur menuju Tenggarong Seberang. Usahanya buka mulai pukul 09.00 WITA hingga persediaan habis, biasanya sekitar pukul 16.00.

BACA JUGA :  Putusan Akhir di Jokowi, Pembentukan Kutai Tengah dan Kutai Pesisir Divalidasi DPR RI

“Alhamdulillah selama pandemi covid-19 kami tetap buka, dan tetap ada pembeli walau tidak seramai sebelum covid-19. Tapi sekarang sudah pulih kembali,” kenangnya.

Satu persatu batang tebu dimasukkan ke alat pemeras.

Saat cuaca panas, terang Heni, dalam satu hari bisa menghabiskan 3 bongkok (1 bongkok lebih kurang sekitar 60 kg) tebu. Namun jika cuaca hujan paling hanya menghabiskan 1 bongkok.

“Banyak-banyak bersyukur saya ini pak, satu hari tidak kurang dari Rp 500 ribu bisa menabung untuk persiapan anak-anak sekolah. Anak kami ada 2 orang, yang pertama kelas 1 SMA, dan adiknya baru kelas 6 SD,” ungkapnya.

Heni juga melayani pesanan Air Tebu dalam kemasan botol untuk acara-acara rapat atau hajatan. “Yang sering minta dari Tenggarong, namun tidak bisa mendadak, sehari sebelumnya harus telepon dulu untuk kami siapkan bahan bakunya,” lanjut Heni.

Untuk pemesanan, dapat menghubungi nomor telepon yang tertera di kemasan botolnya, yaitu WA 085388703175. Selain itu, Heni juga memiliki kanal YouTube dengan nama “Budhe Henny” untuk mendukung usahanya.

Pewarta: Munanto
Editor: Agus Susanto

BACA JUGA :  Koramil Anggana Vaksinasi Keluarga TNI dan Masyarakat
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img