SAMARINDA – Masa kampanye untuk Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kalimantan Timur (Kaltim) 2024 telah dimulai. Berbagai program dan visi misi disampaikan oleh para calon pemimpin daerah untuk menarik simpati masyarakat.
Namun, masih terdapat beberapa kandidat yang menggunakan strategi kampanye negatif atau bahkan kampanye hitam dalam meraih dukungan.
Saipul, seorang pengamat politik Kaltim, menyoroti tren penggunaan kampanye negatif oleh pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, khususnya pasangan Isran-Hadi dan Rudy-Seno.
Menurutnya, kampanye seharusnya menjadi ajang untuk mengadu gagasan, visi, dan program, bukan untuk saling menjatuhkan.
“Jika terus dilakukan kampanye hitam dan negatif, hal ini justru bisa merusak kepercayaan masyarakat dan berpotensi meningkatkan angka golput,” ujar Saipul saat dihubungi Tim Media Kaltim, Rabu (9/10/2024).
Ia menambahkan bahwa penyebaran informasi palsu dan serangan personal melalui buzzer dapat memperburuk citra calon di mata publik.
Saipul mengingatkan bahwa kampanye negatif dan kampanye hitam bisa mempidanakan pelakunya.
Hal ini merujuk pada Pasal 280 ayat (1) huruf c dan Pasal 521 dalam Undang-Undang Pemilu, yang melarang penghinaan terhadap individu, agama, suku, ras, atau golongan, dan dapat dikenakan sanksi pidana.
Ia juga menyoroti perbedaan pendekatan kampanye antara kedua pasangan calon.
Pasangan Isran-Hadi cenderung lebih terbuka dalam mengkritik program lawan, sementara kubu Rudy-Seno lebih memilih tidak menanggapi. Tapi Saipul mencurigai kubu Rudy menggunakan strategi buzzer di media sosial.
“Serangan terbuka yang dilakukan Isran bisa menjadi bumerang jika tidak hati-hati, sedangkan kubu Rudy terlihat lebih fokus pada program tanpa melakukan serangan frontal,” jelas Saipul.
Lebih lanjut, Saipul menekankan bahwa pemilih, terutama generasi muda yang mendominasi Pemilu 2024, lebih menginginkan kampanye yang mengedepankan solusi rasional dan program yang nyata.
Ia berharap bahwa kampanye di Pilgub Kaltim ke depan akan lebih fokus pada gagasan dan program yang mendidik masyarakat, membantu mereka menentukan pilihan yang rasional, dan menjadikan Pilkada lebih berkualitas.
“Generasi muda lebih tertarik pada visi misi yang rasional dan dapat diterima, bukan sekadar serangan pribadi,” tutupnya.
Penulis: Hanafi
Editor: Nicha R