Masa depan memang penuh misteri. Tak ada yang tahu ke mana hidup akan membawa kita. Begitulah kisah Yudison, pemuda berdarah Dayak Kayan dari Desa Long Melah, Kecamatan Telen, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur. Awalnya hanya mencari pekerjaan, Yudison kini telah membangun karier yang mengesankan di PT Karyanusa Ekadaya (KED), anak perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI), sebagai Asisten Tanaman.
Perjalanan Karier Yudison
Lahir dan besar di Desa Long Melah, Yudison, 32 tahun, awalnya tidak pernah membayangkan akan bekerja di perkebunan kelapa sawit. Dengan pendidikan SMA, ia sempat ragu saat melamar pekerjaan di PT KED. Namun, berkat tekad dan kerja keras, ia diterima sebagai Mandor pada usia muda. Dalam waktu singkat, ia berhasil dipromosikan ke posisi lebih tinggi.
“Pertama masuk di PT KED itu setahuku hanya untuk mencari penghasilan. Sebenarnya aku nggak ada niat untuk masuk kebun sawit,” kata Yudison sambil tertawa. Awalnya, ia tertarik bekerja di perusahaan setelah melihat teman masa kecilnya di PT Subur Abadi Plantations (SAP), anak usaha Astra Agro, mendapatkan penghasilan yang menjanjikan.
Pada dua tahun pertama bekerja, Yudison mengakui dirinya belum sepenuhnya serius. Namun, didikan keluarga tentang tanggung jawab membuatnya tetap menjalankan tugas dengan baik. “Walaupun aku bekerja seperti itu, aku masih tanggung jawab,” tegasnya.
Pada tahun 2013, ia mulai lebih serius dan bertekad berkontribusi lebih kepada perusahaan. Grup Astra Agro mendorong produktivitas karyawan dengan penghargaan bagi mereka yang bekerja baik. Tahun 2014 menjadi titik balik, ketika Yudison mencatatkan kinerja yang membanggakan dan mendapatkan kepercayaan lebih dari perusahaan.
Dampak Positif Perusahaan di Desa
Pengalaman Yudison sejalan dengan kemajuan yang dirasakan oleh Desa Long Melah. Kehadiran Grup Astra Agro membawa banyak perubahan, terutama dalam infrastruktur dan ekonomi masyarakat. Pembukaan jalan oleh perusahaan mempermudah akses, yang sebelumnya membutuhkan waktu hingga seharian melalui jalur sungai.
“Kalau mau ke Wahau SP saja bisa perjalanan enam jam. Sekarang, setelah ada perusahaan, perjalanan lebih cepat dibanding lewat sungai,” ujar Yudison.
Selain infrastruktur, desa juga mengalami perkembangan ekonomi. Masyarakat kini memiliki kendaraan seperti sepeda motor dan mobil, yang sebelumnya jarang ditemui. Bahkan, listrik negara telah masuk ke desa, memberikan dampak positif bagi kehidupan warga.
“Dulu sangat berbeda. Sekarang hampir setiap rumah punya sepeda motor. Setidaknya itu perkembangan yang kita rasakan sekarang di kampung. Kondisinya jauh berubah dalam 12 tahun terakhir,” tambah Yudison.
Desa Long Melah juga menjadi magnet bagi pendatang dari luar daerah. Awalnya mereka datang untuk bekerja, namun banyak yang akhirnya menetap dan bahkan pindah domisili karena peluang yang ada.
Harapan untuk Masa Depan
Yudison berharap hubungan harmonis antara perusahaan dan masyarakat dapat terus terjalin. Menurutnya, kerjasama yang baik akan membawa kesejahteraan lebih besar bagi warga sekitar. “Adanya kerjasama antara desa dan perusahaan membuat kesejahteraan masyarakat meningkat. Semoga ini terus berjalan lancar,” tutupnya. (*)