TENGGARONG – Perumda Air Minum Tirta Mahakam Kutai Kartanegara (Kukar) resmi menaikkan tarif bagi pelanggan. Kenaikan ini dilakukan untuk pembayaran bulan Maret 2024. Kenaikan tarif ini dilakukan terakhir sejak 2014. Untuk 4 kelompok pelanggan Perumda Tirta Mahakam Kukar.
Kenaikan ini menyasar pelanggan rumah tangga, industri, perniagaan, sosial, instansi pemerintah, pelabuhan hingga komersial. Diketahui, di Kukar ada sebanyak 104.391 Sambungan Rumah (SR) yang dilayani oleh Perumda Air Minum Tirta Mahakam Kukar. Di mana 93 persen di antaranya berasal dari kelompok rumah tangga.
Direktur Utama (Dirut) Perumda Air Minum Tirta Mahakam Kukar, Suparno, mengatakan bahwa kenaikan tarif tersebut diperlukan. Untuk mendukung keberlanjutan operasional dan peningkatan kualitas pelayanan di masyarakat. Meskipun akan berdampak langsung kepada pelanggan.
“Terakhir tahun 2014 kita menyesuaikan tarif. Kita berlakukan kurang lebih 10 tahun yang lalu. Tarif kita belum mengalami perubahan, sehingga mau tidak mau (harus kita naikkan lagi),” ungkap Suparno, belum lama ini.
Kenaikan ini pun diklaim sesuai dengan SK Gubernur Nomor 500/K.162/2022 Tanggal 14 Maret 2022, tentang Penetapan Besaran Tarif Batas Bawah dan Batas Atas Air Minum Kabupaten/Kota di Kalimantan Timur (Kaltim). Serta SK Bupati Nomor 359/SK-BUP/HK/2023 Tanggal 20 November 2023, tentang Penetapan Penyesuaian Tarif Air Minum Perumda Air Minum Tirta Mahakam.
Dengan harapan terjadi peningkatan pelayanan kepada pelanggan. Meliputi peningkatan kualitas, kuantitas dan kontinuitas air sekaligus dapat mengembangkan cakupan pelayanan Perumda Air Minum Tirta Mahakam Kukar.
Tidak lama kenaikan tarif ini ditetapkan, keluhan dari pelanggan pun mulai berdatangan. Salah satunya dari Ibu Rumah Tangga (IRT) bernama Jumiati, warga di jalan Gunung Belah, Kelurahan Loa Ipuh, Tenggarong. Terlebih dalam dua hari terakhir, air sudah tidak mengalir. Dengan alasan adanya perbaikan sistem jaringan.
“Ada warga enggak mandi sudah dua hari, saudara ipar saya sampai berwudhu pake air galon,” keluhnya.
Belum lagi, kondisi kebutuhan sehari-hari yang memang sedang serba naik. Terutama untuk kebutuhan sembako sehari-hari. “Tarif yang ada saja sudah bikin bingung membayarnya, listrik belum lagi, biayanya anak sekolah, dan kebutuhan lainnya. Kalau bisa jangan deh,” tutupnya.
Lain lagi dengan Marsalina, yang juga mengeluhkan kualitas dan kuantitas air yang mengalir ke rumah. Selain sempat mengalirkan air yang keruh dan berbau lumpur, juga air baru mengalir menjelang tengah malam. Yakni paling cepat pukul 23.00 Wita.
“Sudah kecil dan tidak deras, tengah malam baru menyalanya,” pungkas Marsalina.
Penutup : Muhammad Rafi’i
Editor : Nicha R