spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Hari Kedua Bontang Steril, Masih Banyak Pedagang Jualan di Pinggir Jalan, Pedagang Pasar Tamrin: Ini Tidak Adil!

BONTANG – Penutupan Pasar Taman Rawa Indah Tanjung Laut (Tamrin), Tanjung Laut Kota Bontang, selama dua hari, Sabtu (6/2) dan Minggu (7/2) hari ini, mengundang protes sejumlah pedagang. Mereka menilai kebijakan Pemkot Bontang yang menjalankan instruksi Gubernur Kaltim, dirasa tidak adil dan justru mengundang kecemburuan pedagang yang punya lapak di Pasar Tamrin.

“Kalau mau menutup, ya semuanya ditutup. Tidak boleh ada yang berjualan. Masak yang di pinggir jalan tetap dibiarkan. Ini namanya tidak adil!” sungut Marzuki, salah seorang pedagang Pasar Tamrin yang ditemui bersama pedagang lainnya di luar Pasar, Minggu (7/2) pagi tadi. “Kami tidak masalah kalau mau ditutup dua hari, bahkan satu bulan ditutup. Tapi semua harus ditutup,” sambungnya.

Pedagang Pasar Tamrin Marzuki (kiri) dan Bustamin (kanan).

Soal alasan penutupan dalam mengendalikan penyebaran virus corona yang semakin tinggi di Bontang, Marzuki memahami kebijakan tersebut. Namun kata dia, yang seharusnya dilakukan menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketat di pasar-pasar. “Kalau dulu waktu pertama-tama (penyebaran virus corona, Red.), masih ada petugas melakukan pengukuran suhu badan. Sekarang sudah tidak ada lagi. Ini yang mesti dilakukan,” sebutnya.

Hal senada disampaikan pedagang lain, Bustamin. Penutupan pasar selama dua hari, kata dia, sama saja mematikan penghasilan pedagang. Padahal, kata pria berputra tiga ini, sumber penghasilan satu-satunya untuk menghidupi keluarganya dari berjualan di Pasar Thamrin.

“Mau dikasih makan apa keluarga saya Pak. Sementara banyak tanggungan. Kita di sini juga punya banyak cicilan. Belum lagi kalau anak-anak minta beli jajan atau pulsa. Padahal waktu dua hari, Sabtu dan Minggu itu, biasanya jualan kita lebih banyak dari hari-hari biasa,” ungkap pria 58 tahun ini.

Dirinya sangat mendukung upaya pengendalian penyebaran virus corona. Tapi menutup Pasar Tamrin, bukanlah satu-satunya solusi, tidak menimbulkan kerumuman massa di pasar. “Kalau alasannya tidak menimbulkan kerumunan massa, malah pada hari Jumat kemarin saat pengumuman penutupan dua, terjadi kerumunan massa di pasar. Kata teman, di Pasar Tanjung Limau, malah sangat rapat kerumunan massanya. Bukankah ini malah menimbulkan kerawanan penyebaran corona,” tegasnya.

“Kami harap, penutupan pasar ini hanya minggu ini saja, tapi kalau sampai berlanjut minggu depan. Kami tidak tahu lagi mau makan apa nanti,” tutupnya. (gs)

16.4k Pengikut
Mengikuti