TANJUNG REDEB – Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas turut berbahagia mendengar adanya kenaikan harga komoditas kakao di pasaran saat ini. Pasalnya, dengan semakin meningkatnya harga coklat tersebut dapat meningkatkan semangat para petani kakao di Kabupaten Berau.
Diketahui, untuk biji kering fermentasi naik sebesar Rp 40 Ribu dari biasanya yang hanya Rp 80 Ribu per kilogram menjadi Rp 120 Ribu per kilogram. Biji basah saja naik lebih dari 100 persen, dari Rp 12 Ribu menjadi Rp 30 Ribu. Tentu, hal ini menjadi kabar baik bagi pembudidaya kakao, khususnya di Kabupaten Berau.
Dalam kesempatannya, Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas mengakui akan melakukan komunikasi lebih lanjut ke Dinas Perkebunan untuk bisa memaksimalkan pengembangan atau perluasan lahan kakao yang ada di Kabupaten Berau saat ini.
Selain itu, tentang dukungan lebih lanjut bagi para petani kakao juga akan menjadi perhatian khusus. Seperti bibit, pupuk hingga peralatan pendukung lainnya untuk meningkatkan jumlah produksi kakao kedepannya.
“Dukungan dan pendampingan akan saya minta ke dinas terkait untuk diberikan secara maksimal. Peningkatan produksi itu yang penting,” tuturnya.
Menurutnya, cokelat Kabupaten Berau merupakan salah satu cokelat yang terbaik di Indonesia. Selain banyak peminat dari nasional, peminat dari mancanegara juga berlomba-lomba untuk mendapatkan cokelat Berau ini.
“Memang menjadi rebutan dari beberapa kota di Indonesia. Bahkan dari luar negeri juga menginginkannya,” ungkapnya.
Ia menyebut, saat ini juga kakao menjadi primadona baru yang bersamaan ikut berkembang dengan sektor lainnya di Kabupaten Berau. Kata dia, bisa juga menjadi pengganti dari SDA lain yang tidak bisa terbarui.
“Saya rasa kita akan melakukan peninjauan kembali terkait harga untuk memenuhi permintaan pasar dalam lingkungan Berau,” ucapnya.
Sri menambahkan, cokelat khas Berau ini juga akan digandengkan dengan pariwisata. Kata dia, wisatawan yang datang di Berau akan mencari oleh-oleh khas Berau yaitu cokelat.
“Kita coba angkat cokelat ini menjadi ciri khas yang bisa menjadi buah tangan para wisatawan. Tentunya sektor UMKM yang mesti berinovasi dan berkreasi mengolah coklat menjadi berbagai macam jenis makanan dan minuman,” pungkasnya. (adv/dez)