Catatan Rizal Effendi
PEKAN INI akun TikTok dihebohkan dengan aksi Haji Muhyar. Dia tokoh spiritual asal Sulawesi yang sudah bertahun-tahun tinggal di Samarinda Seberang. Dalam akun TikTok yang sudah diunggah berbagai media, terlihat Haji Muhyar dengan mengenakan sarung dan kaus oblong bisa memunculkan uang dari bawah bantal dan piring setelah membaca doa.
Komentar netizen beragam melihat aksi tersebut. Ada yang percaya, ada juga tidak. Malah ada yang menyampaikan usul menarik. Kalau Haji Muhyar memang bisa mendatangkan uang, sebaiknya dia diusulkan menjadi menteri keuangan menggantikan Sri Mulyani, yang saat ini lagi pusing membayar utang Indonesia yang jumlahnya sudah mencapai 7.000 triliun rupiah.
“Kalau ini memang nyata, Bro. Kalau nggak percaya datang ke Samarinda Seberang atau kalau ada kenalan kalian orang Samarinda tanyain orang ini seperti apa,” tulis akun user237 seperti dikutip SuaraSulsel.id.
Menurut GOWAPOS, video viral Haji Muhyar yang menghebohkan itu, direkam oleh kerabatnya yang bernama Yasmin Aslan Tjanring, ketika Haji Muhyar berada di Makassar. Di Sulsel, Haji Muhyar punya dua rumah yang megah. Satu di Parepare, tempat kelahiran istrinya, satu lagi Makassar di Jl. Hertasning Baru.
Dalam tayangan TVOne kemarin siang, ada lagi aksi Haji Muhyar dalam menciptakan uang ketika berada di Parepare. Kertas tisu setelah digulung-gulungnya, ditiup lalu berubah menjadi uang seratus ribu. Seperti aksi pesulap andal.
Haji Muhyar sesungguhnya kelahiran Sengkang, akan tetapi dia mulai dikenal punya kemampuan khusus ketika tinggal di Parepare. Lalu akhirnya pindah ke Samarinda Seberang. Dia dikenal warga di sekitar rumahnya, baik di Parepare, Makassar maupun di Samarinda Seberang sebagai orang yang sangat dermawan.
Bagi kita orang Kaltim, apalagi Samarinda memang sudah lama mengetahui kehebatan Haji Muhyar. Sekarang boleh dibilang dia salah satu orang kaya “the rich man” di Ibukota Kaltim. Hampir di semua sudut kota Samarinda ada rumah megah miliknya. Mengingatkan saya zaman jaya-jayanya Jos Soetomo, pemilik Sumber Mas dan Hotel Bumi Senyiur, yang sempat membeli tanah dan membangun rumah di mana-mana.
Ketika saya acara reunian alumni Fakultas Ekonomi Unmul di Café Bagio’s Jl Basuki Rahmat, saya terkagum-kagum ada rumah megah di samping café. Seingat saya dulu itu rumah Pak Anang Hasyim, wali kota Samarinda ke-4, yang bertugas di tahun 1980-1985. “Ya ini dulu rumah Pak Anang Hasyim, tapi sudah dibeli oleh Haji Muhyar,” kata seorang tetangga.
Rumah bernilai miliaran rupiah itu, belum selesai dikerjakan. Beberapa tukang saya lihat sibuk menyelesaikan tugasnya. “Tinggal sedikit lagi selesai, Mas,” kata seorang pekerja ketika saya hampiri. Rumah berlantai dua itu dipoles warna putih dengan pintu gerbang warna abu-abu.
Saya jadi wali kota dua periode dan wakil wali kota satu periode rasanya tak bisa membangun rumah sehebat itu. Tapi Haji Muhyar punya beberapa unit. Bayangkan. Bahkan katanya rumah mantan gubernur Kaltim HM Ardans, SH di Jl Juanda juga sudah dibelinya.
Yang menarik, rumah itu tidak ditempatinya. Haji Muhyar tetap tinggal di rumahnya yang tak kalah megah di Samarinda Seberang. Dia punya masjid dan gedung pertemuan. Dia juga pimpinan jamaah Masjid Shiratal Mustaqiem, di Jl Pangeran Bendahara, Kelurahan Masjid.
Saya memuji Haji Muhyar sangat mencintai Samarinda Seberang. Tapi ada yang bilang dia memang tak boleh pindah dari rumah itu. Nanti kehilangan “kesaktiannya.” Rumah itu sekaligus tempat dia menjalankan praktik spiritualnya berpuluh tahun.
Makanya warga setempat tak heran jika mendadak ada rombongan mobil mewah tiba-tiba parkir di depan rumah Haji Muhyar. Kadang-kadang malam hari. Bahkan jika ada hal yang darurat, di mana tokoh yang memerlukan bantuannya tidak bisa datang, bisa digantikan foto, baju dinas atau topi, yang biasa dikenakannya.
Samarinda Seberang, yang sebagian besar warganya keturunan Sulawesi terkenal dengan produksi sarung samarindanya. Kalau ada orang mengenakan sarung warna merah dengan garis kotak-kotak hitam, pasti orang langsung ingat itu sarung samarinda. Bahkan ketika Presiden Soeharto dan Ibu Tien Soeharto berkunjung , perajin sarung samarinda sempat menciptakan sarung samarinda motif Ibu Tien Soeharto.
Zaman kepemimpinan Gubernur Kaltim H Suwarna AF, sebenarnya Samarinda Seberang mau dikembangkan menjadi Samarinda Baru. Makanya dibangun Stadion Palaran dan difasilitasi pindahnya kantor Kejaksaan Tinggi Kaltim ke sana. Maksudnya juga, biar pengembangan Samarinda tidak seperti sekarang ke arah Lempake dan Bontang, yang membuat Samarinda tenggelam.
DIHUBUNGI PM MALAYSIA
Saya pernah ke rumah Haji Muhyar di Samarinda Seberang. Rumahnya memanjang ke belakang. Di kamar tamunya penuh dengan sejumlah foto tokoh negeri ini, mulai artis, tokoh politik, kepala daerah, pejabat kepolisian dan TNI sampai kepala negara.
Antara News Kaltim pernah merilis foto Kapolri Jenderal Timur Pradopo mengikuti salat tarawih di Masjid Shiratal Mustaqiem, milik Haji Muhyar di Samarinda Seberang, akhir Juli 2012. Di foto yang lain, di rumah Menteng Jakarta, Haji Muhyar berfoto dengan Presiden Jokowi didampingi Wiranto dan tokoh Golkar asal Sulsel Nurdin Halid.
Dia tak membantah ketika saya hubungkan tokoh-tokoh ini dengan kemampuan spiritualnya, yang bisa mengantar seseorang sukses mencapai keinginannya atau lepas dari suatu masalah yang memberatkan. Bahkan waktu itu ada orang-orang Perdana Menteri Malaysia Najib Razak yang menghubunginya untuk meminta bantuan. Maklum sang perdana menteri lagi disorot terlibat dalam skandal korupsi terbesar dalam sejarah Malaysia 1Malaysia Development Berhard (1MDB).
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wapres Jusuf Kalla (JK) mengenal baik Haji Muhyar. Bahkan MAKASSAR TRIBUN menceritakan Haji Muhyar selalu memandikan SBY sebelum maju pilpres.
Karena keberhasilan mengawal orang-orang terkenal itu, Haji Muhyar memperoleh pendapatan yang berlimpah. Ada yang bilang, Haji Muhyar tak pernah menyimpan uangnya di bank. Semua ditaruh di puluhan lemari rumah bertumpuk-tumpuk. Apakah benar? Saya sendiri tak pernah melihatnya.
Tidak semua yang dikerjakan Haji Muhyar berakhir sukses. Namanya juga ikhtiar dan doa. Ketika dia mengawal Ilham Arief Sirajuddin dan kemudian Nurdin Halid menjadi calon gubernur Sulsel, keduanya gagal meraih suara terbanyak. Demikian juga mantan wali kota Bontang dr Sofyan Hasdam dan istrinya dr Neni Moerniaeni. Suami istri ini adalah besannya Haji Muhyar.
Saya pernah bertemu Pak Amien Rais. Saya sudah lupa waktunya. Ternyata Pak Amien pernah berjumpa Haji Muhyar. “Sepertinya Pak Haji Muhyar memelihara jin, sehingga dia bisa melakukan sesuatu yang tidak mungkin. Seperti mendatangkan barang yang hilang termasuk uang seketika,” begitu katanya.
Sebentar lagi kita memasuki tahun politik, Pemilu 2024. Pemilu serentak lagi. Tidak saja KPU yang sibuk, pasti Haji Muhyar juga kebanjiran para tokoh yang datang. Saya mohon doanya Pak Haji, Pemilu sukses dan lancar. “Jangan sampai terjadi perpecahan,” kata Surya Paloh. Siapapun presidennya, saya juga terpilih menjadi anggota DPR RI. Semoga. (*)