SAMARINDA – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Asli Nuryadin mengatakan di “Kota Tepian” tersebut kini telah memiliki 185 guru penggerak, baik yang sudah berstatus Guru Penggerak maupun calon Guru Penggerak.
“Kalau untuk total guru di Samarinda ada sekitar 6.900 guru. Sedangkan untuk Guru Penggerak ada 185 orang, terdiri atas 77 Guru Penggerak dan 108 calon Guru Penggerak,” ujar Asli Nuryadin di Samarinda, Sabtu (5/8/2023).
Dari 77 orang guru penggerak mulai jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD), SD, dan SMP maupun yang sederajat ini, sebagian besar telah mendapat penghargaan dari Pemkot Samarinda berupa pengangkatan menjadi kepala sekolah.
Untuk itu, ia mendorong kepada guru guru lain lain untuk belajar dan mendaftar menjadi Guru Penggerak, jika lolos akan mengikuti seleksi Pengajar Praktik Pendidikan Guru Penggerak.
“Memang tidak mudah untuk daftar menjadi Guru Penggerak, karena syarat syarat seleksi yang ketat, antara lain telah menerapkan pembelajaran berpusat pada murid, kompetensi menggerakkan orang lain dan kelompok, daya juang tinggi, terbuka pada umpan balik, memiliki kedewasaan emosi,” katanya.
Setelah lolos jadi guru penggerak, maka guru mampu menerapkan kemerdekaan belajar, menggerakkan ekosistem pendidikan guna mewujudkan pendidikan yang berpusat pada peserta didik.
Mengingat kemampuan di atas rata-rata tersebut, lanjut Asli, maka wajar jika kemudian guru penggerak mendapat kesempatan memperoleh penghargaan menjadi kepala sekolah.
Ia juga mengatakan, Gerakan Nasional Revolusi Mental yang diterapkan di dunia pendidikan dapat memperkuat pendidikan karakter, sehingga hal ini harus dijalankan oleh semua sekolah, tidak terbatas pada sekolah-sekolah binaan, sehingga akan dapat peningkatan kualitas pendidikan yang adil dan merata.
“Pendidikan juga tidak terbatas tanggung jawab pemerintah, tapi semua elemen mulai dari swasta, masyarakat, hingga orang tua, karena sekolah merupakan rumah kedua siswa, guru merupakan orang tua kedua siswa, sehingga yang pertama adalah rumah dan orang tua sendiri,” katanya.
Sedangkan terkait dengan Profil Pelajar Pancasila, pihaknya terus berupaya mencetak generasi yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila, yakni sesuai dengan arahan Mendikbud Nadiem Anwar Makarim yang menetapkan enam indikator Profil Pelajar Pancasila.
“Keenam indikator tersebut adalah berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, kreatif, bergotong royong, dan berkebhinekaan global. Enam indikator ini akan mampu mewujudkan keberhasilan pendidikan di Indonesia, termasuk Samarinda,” ujar Asli. (Ant/MK)