spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Gempa Guncang Majene, Terasa di Balikpapan, PPU hingga Paser

BALIKPAPAN – Gempa bumi mengguncang Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar), Kamis (14/1), terasa di sejumlah daerah di Kaltim. Seperti Balikpapan, Penajam Paser Utara (PPU) hingga Paser. Getaran lindu bermagnitudo 5,9 dan 4,9.

Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I SAMS Sepinggan, Balikpapan Erika Mardiyanti menjelaskan, berdasarkan keterangan resmi yang disampaikan Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bambang Setiyo Prayitno, gempa tektonik yang mengguncang Majene itu, terjadi dua kali itu.

Yakni sekitar pukul 13.35 WIB (14.35 Wita) bermagnitudo 5,9 dengan episenter koordinat 2,99 LS dan 118,89 BT. Atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 4 kilometer arah barat laut Majene, pada kedalaman 10 kilometer.

Lalu gempa susulan terjadi pada pukul 14.00 WIB (15.00 Wita) dengan magnitudo maksimum 4,9. Yang juga dirasakan masyarakat Kaltim. Di Balikpapan dirasakan dengan skala II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang). Dan laporan dari Tanah Grogot (Paser) dirasakan dengan skala II-III MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).

Ditambahkan, Kepala Stasiun Geofisika Kelas III Balikpapan Mudjianto, masyarakat pesisir Kaltim di Balikpapan, PPU, dan Paser merasakan getaran lindu tersebut. Menurut laporan yang diterimanya, beberapa gedung perkantoran di Kota Minyak merasakan getaran akibat gempa tersebut. Di antaranya, di Kantor PLN Area Balikpapan, Gedung BRI Cabang Balikpapan, dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Balikpapan di Kelurahan Klandasan Ulu, Kecamatan Balikpapan Kota.

Kemudian di Jalan Sepaku, Kelurahan Baru Tengah dan SMA 3 Balikpapan di Kelurahan Baru Ulu, Kecamatan Balikpapan Barat. Lalu sekitaran kawasan pesisir PPU di Kecamatan Penajam dan Kecamatan Tana Grogot di Paser. “Jadi, getarannya dirasakan, terutama yang ada di pesisir pantai Balikpapan Timur, Balikpapan Selatan, Balikpapan Kota, hingga pesisir pantai di Grogot (Paser),” papar dia kepada wartawan.

Meski sempat membuat masyarakat yang berada di dalam gedung lari ke luar, getaran akibat gempa tersebut dirasakan dengan durasi yang sangat singkat. Tak mencapai satu menit. “Hitungannya hanya sesaat detik. Kira-kira 5 sampai 10 detik saja,” terang Mudjianto.

Berdasarkan laporan resmi dari BMKG, gempa tektonik di Majene tersebut merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal. Dengan memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).

Dampak guncangan gempa tersebut dirasakan di daerah Polewali dengan getaran IV-V MMI (getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun), lalu di Mamuju dan Majene dengan IV MMI (bila siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), Mamuju Utara dan Mamuju Tengah III-IV MMI, Toraja dan Mamasa III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu). Kemudian di Pinrang, Poso, Pare-Pare dan Wajo II-III MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang). (red)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti