SAMARINDA – Mengenakan kemeja putih dan bermasker hitam, Prof Masjaya masuk sebuah ruangan di lantai empat gedung Universitas Mulawarman HUB, Samarinda. Rektor Unmul itu segera mengelilingi ruangan sambil melihat-lihat puluhan siswa yang fokus di depan komputer. Para siswa ini tengah mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) untuk bisa masuk Unmul.
Pada Selasa (17/5/2022), dalam kegiatan tersebut, Prof Masjaya didampingi sejumlah orang, salah satunya pengawas ruangan. Sesekali, ia berbincang kepada pengawas ruangan, memastikan hari pertama UTBK ini berjalan lancar. “Semoga aman sampai akhir nanti,” ucapnya sambil menepuk pundak pengawas ruangan.
Ruangan yang dikunjungi Masjaya adalah salah satu dari 31 ruang ujian dan 13 titik UTBK di Unmul, Jalan Kuaro, Kelurahan Gunung Kelua. Di Kaltim, hanya ada dua perguruan tinggi yang melaksanakan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) itu. Salah satunya Unmul.
Tes dilaksanakan dalam dua gelombang, yakni, 17-23 Mei 2022 dan 28 Mei sampai 3 Juni 2022. Agar tes berjalan lancar, Unmul mengeluarkan sejumlah kebijakan. Pertama, peserta diwajibkan mengisi kuesioner yang dibuat Satuan Tugas Covid-19 Unmul. Kuesioner sebagai skrining awal kondisi kesehatan peserta dan pengawas UTBK. Dua dokter dan satu perawat disiapkan setiap hari di klinik Unmul untuk memastikan kegiatan ini berjalan lancar.
Kebijakan berikutnya, Unmul mewajibkan peserta dan pengawas ujian menerima vaksin dua kali. Kampus juga memberikan solusi bagi mereka yang belum divaksin. Ketua Satgas Covid-19 Unmul, dr Nathaniel Tandirogang, mengatakan, peserta bisa menggunakan surat antigen atau PCR sebagai pengganti vaksin. Surat tersebut bisa didapat secara gratis di klinik kedokteran.
“Semuanya dipantau menggunakan aplikasi peduli lindungi. Sampai saat ini, belum ada (laporan) yang terkena Covid-19,” kata dr Nathaniel yang juga menjabat ketua Ikatan Dokter Indonesia Kaltim.
Sementara itu, Wakil Rektor I Bidang Akademik, Prof Mustofa Agung Sardjono, menjelaskan, waktu ujian terbagi dalam tiga sesi yakni pagi, siang dan sore. Soal ujiannya berdasarkan rumpun keilmuan program studi (prodi) yang dipilih pendaftar.
Khusus prodi bidang keilmuan sosial dan humaniora (soshum) serta sains dan teknologi (saintek), mengikuti ujian pada pukul 07.45-11.30 dan 13.30-17.15 Wita. Sedangkan prodi campuran (soshum dan saintek) ujiannya pukul 07.45-11.00 Wita.
Mustofa menyebut, tahun ini terjadi kenaikan peserta UTBK. Berdasarkan data yang diperolehnya, tahun lalu terdapat 9.382 peserta UTBK di Unmul. Pada 2022, jumlahnya meningkat 700 orang menjadi 10.383 peserta. Untungnya, Unmul mendapat bantuan 70 komputer dari pemerintah pusat sehingga pertumbuhan peserta tak menjadi kendala berarti. “Setiap tahun kementerian memberi bantuan puluhan unit komputer,” jelasnya.
Dengan tambahan tersebut, saat ini Unmul memiliki 760 unit komputer. Jumlah ini dipastikan cukup menghadapi gelombang kedua UTBK. “Kami berharap, komputer bisa ditambah untuk keperluan kampus yang lain,” katanya.
Mustofa lantas membeberkan sistem penilaian UTBK. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) menggunakan sistem pemeringkatan untuk mengeliminasi peserta. Penilaiannya menggunakan metode item response theory (IRT). Peserta yang memiliki bobot nilai paling tinggi dari subtes yang diloloskan. “Dari sisi materi, tahun ini juga ada penambahan (subtes), salah satunya bahasa Inggris,” bebernya.
Mustofa menjelaskan, Unmul memiliki daya tampung 6.058 kursi dan menerima 2.535 mahasiswa dari jalur SBMPTN. Penetapan kuota tiap prodi ditentukan pemerintah pusat. Penentuan kuota melihat hasil dan partisipasi jurusan yang dipilih dari UTBK tahun sebelumnya. Semakin sebuah jurusan diminati banyak orang, maka persaingan semakin tinggi. “Yang diambil yang berkualitas,” tandasnya. (kk/mk)