Catatan: Rizal Effendi
GUBERNUR Kaltim Dr H Isran Noor datang lagi ke Rumah Sakit Umum Daerah dr Kanujoso Djatiwibowo (RSKD) Balikpapan. Dua bulan lalu dia juga datang. Waktu itu dia hadir dalam rangka groundbreaking Gedung Pelayanan Jantung Terpadu, yang sampai saat ini masih terus dikerjakan.
Kedatangan Isran ke RSKD, Jumat (25/8) ini berkaitan peresmian gedung pelayanan terbaru RSKD, yang dinamai Gedung H Imdaad Hamid. Gedungnya megah berlapis kaca berwarna biru. Gedung berlantai 4 itu memiliki kapasitas 125 tempat tidur dan 15 ruangan ICU.
Gedung ini dikerjakan oleh tiga kontraktor di antaranya PT Cimendang Sakti Kontrakindo selama dua tahun (2021-2022) dengan total anggaran APBD Kaltim Rp 113 milyar. Sudah selesai. Bahkan sudah mulai dioperasikan. “Alhamdulillah semua berjalan lancar,” kata Direktur Utama RSKD Balikpapan dr Eddy Iskandar, Sp.PD, Finasim, MARS.
Imdaad Hamid adalah wali kota Balikpapan ke-8. Putra kelahiran Tenggarong ini bertugas selama dua periode 2001 – 2011. Saya sempat mendampingi sebagai wakil wali kota dalam satu periode terakhir. Dia mengggantikan H Tjutjup Suparna, yang di masa pensiunnya sempat menjadi Dewan Pengawas RSKD.
Imdaad meninggal dunia 3 Agustus 2022 dalam usia 78 tahun. Seperti juga Tjutjup, jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Dharma Agung Balikpapan.
Yang memilih dan menetapkan nama gedung tersebut adalah Gubernur Isran sendiri. “Ya kita ingin menghargai jasa beliau dalam membangun Kaltim khususnya Balikpapan,” katanya. Sebelumnya juga ada usul ke Pemkot Balikpapan agar nama Stadion Batakan atau Islamic Center, Balikpapan Sport and Convention Center (BSS/Dome) atau Balikpapan Tennis Stadium diberi nama Imdaad Hamid. Tapi sejauh ini belum terlaksana.
RSKD memang milik Pemprov Kaltim, yang dibangun di Balikpapan. Gedung lamanya di Jl A Yani. Lalu dipindahkan ke Jl MT Haryono dengan kawasan yang cukup luas. Yakni 24,4 hektare. Yang menarik RSKD diresmikan Presiden Soeharto, 19 Agustus 1997. Jadi enam hari lalu, usia gedung RSKD di Jl MT Haryono sudah 26 tahun.
Menurut dr Edy Iskandar, Gedung H Imdaad Hamid yang berada di sisi gedung Lavender itu dikhususkan untuk memberikan pelayanan terhadap pasien yang mengidap penyakit infeksius atau airbone disease dan stroke.
Penyakit infeksius itu adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit, jamur bakteri dan virus. Airbone disease adalah penyakit yang menyebar atau ditularkan melalui udara. Sedang stroke adalah penyakit pembuluh darah otak yang menyebabkan terjadinya kerusakan di suatu bagian otak, yang disebabkan terganggunya aliran darah. Kedua jenis penyakit ini memang banyak dialami masyarakat dan bahkan stroke penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
Gedung ini dibangun sejak dua tahun lalu. Kehadirannya, kata Edy, merupakan pelajaran berharga dari kasus pandemi Covid-19, di mana rumah sakit sempat kewalahan akibat tidak ada persiapan saat lonjakan terjadi. Covid-19 termasuk jenis penyakit infeksius karena penyebabnya virus.
Karena kondisi terbatas itu, maka penanganan pasien Covid-19 hanya dilakukan di ruangan biasa. Bahkan sampai ke lorong-lorong. Begitu juga daya tampung ICU seluruh rumah sakit di Balikpapan tidak mencukupi. “Nah dengan adanya gedung ini, kita lebih siap. Semua jenis penyakit infeksius termasuk Covid-19 bisa kita tangani di gedung ini,” tambahnya.
Fasilitas di Gedung H Imdaad Hamid relatif sangat lengkap dan modern. Bahkan tenaga medisnya juga disiapkan yang sudah terlatih. Di dalamnya ada ruang isolasi khusus untuk penyakit infeksius. Ada ICUnya juga. Satu ruangan satu tempat tidur. “Pokoknya semua sudah siap, sehingga penanganan pasien bisa lebih maksimal lagi,” kata Edy.
Dia juga menegaskan, bahwa RSKD menerima semua pasien BPJS dari seluruh kelas. “Jadi tidak ada yang dibeda-bedakan, karena ini memang untuk memberikan layanan terbaik bagi seluruh masyarakat Kaltim,” tandasnya.
SENAM OTAK
Sebelum peresmian, Gubernur dan undangan sempat diajak melakukan gerakan yang disebut senam otak. ‘Wah ini bagus untuk kita yang sudah berusia,” katanya. Menurut dr Edy, senam otak bagus untuk melatik otak kanan dan kiri untuk mencegah menurunnya daya ingat dan daya pikir (dimensia).
Dengan ucapan “bismillahirrahmannirrahim” Isran meresmikan Gedung H Imdaad Hamid. Lalu dia menandatangani prasasti dan memotong pita. “Selamat dengan diresmikannya Gedung Baru H Imdaad Hamid. Semoga bermanfaat untuk masyarakat,” katanya memberi semangat.
Gubernur juga menyalami Reza Dimyati, putra almarhum yang hadir. “Terima kasih Pak Gub, ini kebanggaan bagi keluarga atas penghormatan yang diberikan Pemprov Kaltim kepada ayah kami,” kata Reza terharu. Dia juga mendapat cinderamata dari Dirut RSKD.
Isran tak bisa meninjau ruangan lantaran waktunya terbatas dan masih ada acara lagi. “Tadi malam saya datang di Balikpapan pukul 02.00 dinihari dari Kombeng, Muara Wahau. Perjalanannya seribu km lebih. Ini masih ada acara lagi dengan BPJS,” katanya tetap fit.
Kepada undangan, Isran banyak menceritakan perjuangannya dalam mewujudkan visi misinya menjadikan Kaltim Berdaulat terutama dari segi meningkatkan pendapatan APBD, yang dihitungnya bisa mencapai Rp 30 trilyun. “Ini belum pernah terjadi,” katanya. Ada beberapa sumber pendapatan baru di antaranya dari Dana Bagi Hasil (DBH) batu bara dan kelapa sawit.
Saya dan mantan Sekdaprov HM Sa’bani serta undangan lainnya sempat diajak Dirut RSKD meninjau fasilitas di Gedung H Imdaad Hamid. Mulai lantai 1 sampai 3, baik ruang isolasi, ICU infeksius sampai untuk penganan pasien neuro dan stroke.
ICU di lantai 1 saya lihat ada 15 ruangan dengan peralataan serba modern. Tiap satu ruang ICU hanya diisi 1 tempat tidur. Jadi penanganan dokter dan perawat bisa fokus. Pasien juga lebih nyaman. Ruang ICU ini diperuntukkan pasien infeksi. Para perawat sempat minta foto bersama. “Jangan lupa pilih Pak Rizal,” kata Sa’bani bercanda.
Peresmian Gedung H Imdaad Hamid boleh jadi peresmian terakhir Isran di RSKD Balikpapan. Sebab tinggal sebulan lagi dia sudah purna tugas. Provinsi Kaltim akan dipimpin seorang Penjabat (Pj) Gubernur, yang bertugas sampai dilantiknya gubernur baru akhir 2024 atau awal 2025.
Ketika groundbreaking pembangunan gedung pelayanan jantung terpadu berlantai 8 pada bulan Juni lalu, Isran sudah memberi isyarat akan berakhirnya masa tugasnya. “Setelah September saya pangsiun, saya hanya bisa berdoa dan berharap pembangunan gedung ini berjalan lancar dan secepatnya memberikan pelayanan kepada masyarakat,” harapnya waktu itu.
Gedung Pelayanan Jantung Terpadu RSKD Balikpapan dibangun dengan biaya Rp 357 miliar secara bertahap. Pada tahap pertama di tahun 2023 ini, APBD Kaltim menyisihkan anggaran Rp 95,8 miliar. “Kita ditunjuk menjadi rujukan nasional untuk pelayanan jantung setelah RSUD Abdoel Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda,” kata dr Edy.
Akhir Maret 2022, Isran Noor meresmikan Gedung Lavender RSKD Balikpapan, yang dimanfaatkan sebagai Pusat Pelayanan Kanker Terpadu. Di situ ada dua mesin penghancur kanker bernilai Rp 60 miliar. Mesin itu bernama Linac (Linear particle accelerator) buatan Amerika Serikat, yang merupakan mesin pelayanan radioterapi terbaik satu-satunya di daerah ini.
Di Samarida, awal Juni lalu Gubernur Isran meresmikan RS Mata Kaltim berlantai 5 di Jl M Yamin. Ada ruang UGD-nya yang cukup lengkap. Bisa melayani operasi lasik. Biaya pembangunannya mencapai Rp 74 milyar.
Menurut Kepala Dinas PUPR-Pera Kaltim Aji Muhammad Fitra Firnanda, Gubernur Isran kemungkinan bulan depan meresmikan Rumah Sakit (RS) Korpri di Samarinda, yang dibangun dengan dana APBD Rp 43,3 milyar. Pembangunan RS ini sempat tersendat karena kontraktornya tidak beres. Tapi sekarang sudah hampir rampung. “Jadi masih sempat diresmikan Pak Gub sebelum berakhir masa jabatan beliau,” jelasnya.
Isran sepertinya punya perhatian khusus dalam urusan pembangunan bidang kesehatan. Ada yang bilang, sebelum kuliah di Fakultas Pertanian, putra kelahiran Sangkulirang, Kutai Timur ini pernah sekolah perawat. Jadi dia memang mencintai dan memahami betul betapa pentingnya masalah kesehatan ditangani serius oleh pemerintah. Dan rakyat sangat perlu. Terima kasih Pak Isran, ditunggu Berdaulat lagi 2024. (*)