Catatan Rizal Effendi
DALAM urusan penegakan hukum aparat kejaksaan memang tegas. Tapi tak berarti tak ada lagi karakter humanis. Itu yang ditunjukkan Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Kaltim Hari Setiyono, SH, MH. Di tengah tugasnya yang berat dan strategis, dia masih sempat menyalurkan hobinya menyanyi sekaligus menghibur orang lain.
Selasa malam (25/7) kemarin, dia menghadiri launching buku “Bu Mei untuk Kalimantan Timur” di Baritone Café & Lounge, Sidodadi Samarinda. Kajati datang bersama sang istri, Ibu RR Etty Meiriani. Juga buah hati mereka, Ananta Adhyaksa H dan Inesya W.
Hadir juga Wagub Kaltim Hadi Mulyadi dan sejumlah tokoh di antaranya Zairin Zain, Rudi Meru, dan Hj Aminah Amins, istri mantan wali kota Samarinda Drs Achmad Amins serta Siti Rahmawati Isran, anak kedua Gubernur Isran Noor.
Sesuai dengan judulnya, itu buku milik Bu Mei atau lengkapnya Dr Hj Meiliana, SE, MM, yang sekarang ini menjadi ketua Tim Pelaksana Percepatan Kerjasama Pengembangan Strategis Kepariwisataan Kepulauan Maratua dan komisaris utama (Komut) PT Jamkrida Kaltim. Bu Mei purnatugas dari PNS dengan jabatan terakhir Pj Sekdaprov Kaltim tahun 2019.
Buku setebal 82 halaman itu, memuat sebagian perjalanan hidup dan karier Bu Mei. Mulai berkiprah di dunia pemerintahan, di berbagai organisasi sampai niatnya ingin berjuang meraih kursi di Karang Paci, menjadi anggota DPRD Kaltim pada Pemilu 2024.
“Wah, Ibu Mei mendahului buku saya di-launching. Selamat dan saya salut Bu Mei memang salah satu tokoh perempuan di Kaltim yang tak kenal lelah dalam berkarya dan menjadi inspirasi kita,” kata Wagub Hadi, yang tanggal dan bulan kelahirannya sama dengan Bu Mei, kecuali tahunnya. Mereka sama-sama dilahirkan di Samarinda. Bu Mei tanggal 9 Mei 1959, sedang Hadi 9 Mei 1968. Terpaut 9 tahun.
Kajati juga memuji perjalanan karier Bu Mei yang dtuangkan dalam buku “Bu Mei untuk Kalimantan Timur.” Apalagi salah satu bagian tulisan dari buku tersebut menceriterakan pertemanan Bu Mei dengan Jaksa Agung ST Burhanuddin dan beberapa pejabat di lingkungan Kejagung termasuk dengan Hari Setyono sendiri.
“Buku yang menarik. Salut dengan semangat kerja yang tak kenal lelah dari Bu Mei. Ini saya jadikan role model bagi saya dan jajaran Kejaksaan Tinggi Kaltim,” katanya bersemangat.
Pak Hari dilantik menjadi Kajati Kaltim pada hari Selasa, 7 Februari 2023 bersama 28 pejabat lainnya oleh Jaksa Agung ST Burhanuddin di gedung utama Kejagung Jakarta. Dia menggantikan pejabat sebelumnya Deden Riki Hayatul Firman, yang memasuki masa purnabakti.
Hari mengaku “pulang kampung” karena sebelumnya ia pernah bertugas sebagai Asisten Pembinaan di Kejati Kaltim tahun 2007-2010. Selepas bertugas dari Samarinda, dia pernah ditempatkan sebagai kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) dan direktur Pembangunan Pengamanan Strategis Jamintel (Jaksa Agung Muda Intelijen) di Kejagung RI.
Tugasnya di Kaltim berorientasi pada 3 pesan dan amanat yang disampaikan Jaksa Agung. Pertama, bersinergi dengan aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) di Kaltim. Kedua, akselerasi dalam mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah hukum yang menjadi kewenangan Kejati Kaltim. Dan ketiga, mengawal penanganan perkara yang taat prosedur.
Berkaitan dengan penanganan masalah rasuah, Hari Setyono menegaskan dia berpedoman pada arahan Presiden Jokowi dan Jaksa Agung ST Burhanuddin agar kejaksaan lebih fokus pada upaya pencegahan korupsi, selain juga penindakan.
“BENTO BARU”
Peluncuran buku “Bu Mei untuk Kalimantan Timur” berlangsung meriah ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh Bu Mei. Tumpeng itu dipesan dari Desy Nataliyana, putri mantan ketua Bappeda Kaltim Asli Amin era Gubernur HM Ardans, SH.
Di masa pensiun Pak Asli Amin sempat buka restoran Kutai, Warung Selera Acil Inun di Jl HM Kadrie Oening. Sayang belakangan tutup padahal sangat digemari terutama masakan berbahan ikan-ikan air tawarnya seperti haruan, baung, dan lais. “Desy mau buka lagi bulan depan, nanti kita undang ya? Namanya Warung Khas Kutai Acil Inun di Jl Kalian 100,” kata Desy bersemangat.
Ada juga kiriman buket bunga dari sahabatnya, Bu Awi, putri Ambo Dalle dari PT Kams Travel. “Selamat atas peluncuran buku Bu Mei,” katanya. Ucapan yang sama juga dari anggota Ganbatte, kelompok kongkow-kongkownya.
Secara khusus Bu Mei menyerahkan bukunya kepada Wagub, Kajati, Zairin, Ibu Aminah, dan Rahmawati, yang akrab dipanggil Rahmi. Buku itu dibawa oleh Andi Natasya Priyanka Jonsen Simanjuntak, Putri Indonesia Kaltim 2023. “Saya juga suka menulis,” kata Priyanka, yang sempat masuk 15 besar pemilihan Putri Indonesia di Jakarta.
“Alhamdulillah buku saya sudah banyak yang pesan,” kata Bu Mei. Termasuk dari Pak Kajati, Direktur RSKD Balikpapan dr Edy, Kepala SKK Migas Pak Azhari dan Sekda PPU. “Yang mau beli bisa juga datang ke Toko Buku Aziz dan Toko Bagus Samarinda,” tambahnya.
Yang menarik, Bu Mei, Wagub, dan Kajati bersama istri bernyanyi habis-habisan. Terkadang bersama dan ada juga menyanyi masing-masing. Undangan tak menyangka Kajati benar-benar jago menyanyi dan gaul dengan lagu yang dibawakan.
Predikat “bentonya” Kaltim kepada Bu Mei agaknya bisa bergeser. Sebab, Pak Hari juga piawai menyanyikan lagu milik Iwan Fals itu. “Wah, ada Bento baru di Kaltim,” kata Bung Syafril Teha Noor (STN), wartawan dan seniman yang terlibat dalam penyusunan Buku Bu Mei bersama Sjarifuddin Hs, Suhartono, dan Romdhon.
Lagu lain yang dibawakan Kajati termasuk juga I saw her standing there dari The Beatles dan Neng Geulis, yang dikenal sebagai lagu Sunda. Sedang Wagub membawakan beberapa lagu andalannya termasuk lagu Batak Sai Anju Ma’au dan Anak Sekolah-nya Chrisye. Bu Mei membuka dengan lagu hits Chrisye “Andai Aku Bisa,” yang belakangan dipopulerkan lagi oleh Tulus. Sementara Bu Kajati seru juga dengan menyanyikan “Cantik”-nya Kahitna.
Mereka diringi grup musik Starkustik dengan vokalisnya Irma. “Mereka sering mengisi live music di café kami,” kata owner Baritone, Ira Nindya Ramadhan, keponakan Bu Mei.
Kajati Hari Setyono mengatakan, dia sekarang ini lagi menghidupkan beberapa kegiatan olahraga di lingkungan kejaksaan di antaranya olahraga tenis, golf, dan sepeda. “Di kantor ada dua lapangan tenis,” katanya. Dia baru saja menggelar turnamen tenis veteran. “Saya sempat berpasangan dengan Abdul Kahar Mim, alhamdulillah menang,” katanya bersemangat.
Kahar adalah mantan petenis nasional kelahiran Samarinda. Prestasinya cukup mentereng. Pernah juara PON tahun 1989 dan sebelumnya meraih medali emas pada SEA Games 1987. Dia pernah dihadapkan dengan petenis juara dunia Jerman, Boris Becker.
Dulu tenis dan golf sempat berkembang pesat di lingkungan Kejati Kaltim. Terutama pada era Pak Andhi Nirwanto menjadi Kajati Kaltim tahun 2006 dan juga Pak Monthe. Selepas dari Kaltim, Pak Andhi sempat menjadi Kajati DKI, Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus dan Wakil Jaksa Agung 2013. Sepertinya pada era Pak Hari, kegiatan olahraga dan nyanyi bangkit kembali. “Biar bekerjanya tetap semangat dan sarat prestasi,” tandasnya memotivasi. (*)