Kalimantan Timur akhirnya berhasil keluar dari daftar provinsi yang menerapkan PPKM Level 4. Keluarnya Kaltim dari bahaya Covid-19 tak lepas dari kerja keras tenaga kesehatan, seluruh stake holder, serta masyarakat selama lebih dari 1,5 tahun terus berjuang melepaskan diri dari virus yang mematikan ini.
“Kamu mau disuntik jarumnya besar. Segini besarnya,” seloroh Gubernur Kaltim Isran Noor, sambil memegang paha kanannya. Gurauan yang langsung memantik gelak tawa ratusan santri Ponpes Syaichona Cholil dan warga itu, diucapkan Isran saat hendak membuka Program Vaksinasi Merdeka yang digelar Polda Kaltim dan Kodam VI Mulawarman, pada 7 September 2021.
Ucapan mantan Bupati Kutai Timur ini berkebalikan saat menjadi salah satu pembicara Webinar, soal sebaran vaksin bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, atau 10 hari sebelum vaksinasi Merdeka di Balikpapan itu dilaksanakan.
Secara terbuka, Gubernur yang dikenal gemar berbicara apa adanya ini, meminta Ganjar memberi sebagian jatah vaksin Jateng ke provinsi yang dipimpinnya. “Vaksinnya (Jateng) banyak. Kalau bisa jatah vaksin Jateng di-drop ke sini (Kaltim). Paling tidak lima ribu saja. Beres itu,” pintanya.
Permintaan Isran, ditolak Ganjar dengan menjawab stok vaksin menjadi salah satu kendala dalam akselerasi vaksinasi di Tanah Air. Karena daerah yang dipimpinnya juga kekurangan stok vaksin, Ganjar hanya bisa membantu dengan bentuk lain yakni iso tank oksigen.
Puncak kegalauan Isran tampak jelas saat menerima rombongan Kepala Satgas Covid-19 Letjen Ganip Warsito yang berkunjung ke Balikpapan pada 4 Agustus 2021. Di hadapan Ganip serta Forkopimda se-Kaltim, Isran mengaku sudah kewalahan melawan Covid-19. Segala upaya yang diperintahkan pemerintah pusat sudah dilakukan.
Mulai dari menjalankan PPKM darurat (level 4), menyiapkan fasilitas dan tenaga kesehatan, sampai vaksinasi. Hasilnya tetap sama, Covid-19 tetap merajalela di Benua Etam. Untuk percepatan vaksinasi, gubernur bergelar doktor ini mengaku sampai meminta ke Presiden Jokowi langsung atau kementerian terkait, tapi tetap sulit didapat.
Sampai akhirnya kasus penularan Covid-19 Kaltim berada di puncaknya pada 30 Juli 2021, dimana dalam sehari bertambah 2.364 orang dan kasus meninggal 69 orang. Khusus vaksinasi, Isran menyebut stok yang diterima Kaltim tak sebanding dengan yang dibutuhkan. “Kesimpulannya, teknologi Corona itu sudah kalahkan teknologi kita. Kita sudah lakukan berbagai upaya, tapi dia cari celah-celah. Pintar dia (Corona),” kata Isran.
Kini, kebingungan Isran sudah berkurang. Bahkan agenda hariannya, terutama akhir pekan, banyak dihabiskan untuk meninjau pelaksanaan vaksinasi di berbagai penjuru Kaltim. Isran sekarang sering mengapresiasi pemangku kepentingan maupun pihak swasta, lembaga serta masyarakat, yang sudah membantu percepatan vaksinasi di Kaltim. “Semoga dosis vaksinnya terus ada. Sebab antusiasme masyarakat untuk divaksin cukup tinggi,” harap Isran.
Terkait cakupan vaksinasi, menurut Wakil Gubernur Hadi Mulyadi, dengan jumlah penduduk Kaltim yang 3,7 juta jiwa, vaksinasi yang harus terlaksana sebanyak 2,7 juta atau 70%. Adapun realisasi vaksinasi sampai pekan tereakhir September 2021, sudah hampir 40%. “Mudah-mudahan diakhir tahun sudah tercapai herd immunity,” tambah Hadi.
Walau sering menempati posisi 10 besar penularan Covid-19 di tingkat nasional dan teratas di Kalimantan, kasus Corona di Kaltim sudah jauh melandai. Per 30 September 2021, penambahan kasus positif hanya berjumlah 60 kasus selama 24 jam terakhir. Sedangkan kasus kematian hanya satu terjadi di Balikpapan, sementara pasien sembuh sebanyak 114 orang. Semoga Corona segera menghilang dari Bumi Pertiwi. (prs)