KUTAI BARAT – Festival Gemeoh Tahun 2024 yang digelar selama tiga hari sejak Senin, 16 Desember 2024, resmi ditutup dengan acara tradisional “Makan Bekerobok” pada Rabu (18/12/2024) di Tambak Malang, Simpang Tiga Kelurahan Mlelak Ulu, Kecamatan Melak.
Selama tiga hari pelaksanaan festival, berbagai kegiatan digelar untuk mempererat hubungan antarwarga Melak, dengan salah satu momen paling dinanti yaitu tradisi “Makan Bekerobok”, yang melibatkan masyarakat dari berbagai usia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Festival ini bukan hanya ajang berkumpulnya warga, tetapi juga sebagai platform untuk memperkenalkan dan merayakan kekayaan budaya Kutai Barat.
Wakil Bupati Kutai Barat, H. Edyanto Arkan, yang turut hadir dalam acara tersebut, memberikan apresiasi terhadap penyelenggaraan festival yang dinilai penting untuk menjaga kelestarian budaya daerah.
“Budaya yang ada di Kutai Barat sangat beragam, dan festival seperti ini menjadi sarana untuk memperkenalkan kekayaan budaya kita ke dunia luar,” ujar H. Edyanto Arkan dalam sambutannya.
Ia juga menambahkan festival ini merupakan kesempatan untuk mempererat silaturahmi antara warga Kecamatan Melak dan sekitarnya. Wakil Bupati memberikan penghargaan khusus kepada Camat Melak, H. Asrin Surianto, beserta seluruh panitia yang telah bekerja keras dalam menyelenggarakan acara ini.
“Tambak Malang adalah lokasi yang sangat monumental dan menjadi kebanggaan bagi Kecamatan Melak,” kata H. Edyanto Arkan.
Sebagai penutup acara, tradisi “Becoret Pupur Basah” dilakukan, di mana warga menggunakan bedak dingin sebagai simbol kebersamaan dan persatuan. Tradisi ini menjadi simbol khas festival, yang semakin mempererat ikatan antara masyarakat.
Festival Gemeoh di Tambak Malang berhasil menunjukkan antusiasme tinggi dari masyarakat Kecamatan Melak dalam merayakan dan melestarikan budaya lokal. Kegiatan seperti Makan Bekerobok memberikan kesempatan bagi warga untuk saling berinteraksi, bergembira, serta merayakan keberagaman budaya Kutai Barat.
Edyanto Arkan berharap semangat untuk melestarikan budaya Kutai Barat semakin tumbuh, dan acara serupa dapat terus diadakan di masa mendatang. “Mari kita jaga bersama festival ini, agar terus menjadi bagian dari budaya kita yang dapat dirayakan di setiap momen tertentu,” tutup H. Edyanto Arkan.
Festival Gemeoh Tambak Malang kini telah menjadi salah satu tradisi yang tidak hanya menghibur, tetapi juga efektif dalam mengenalkan dan melestarikan kekayaan budaya Kabupaten Kutai Barat kepada generasi mendatang.
Pewarta: Ichal
Editor : Nicha R